Pemberdayaan UMKM Agresif, Menkop UKM Teten Ingin Perbankan Tiru BNI

Pemberdayaan UMKM Agresif, Menkop UKM Teten Ingin Perbankan Tiru BNI

--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemulihan ekonomi dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan strategi paling ampuh bagi sebuah negara berkembang untuk keluar dari tekanan di masa pandemi.

Hal ini pun memerlukan langkah-langkah inovatif sekaligus inklusif dari perbankan selaku fungsi intermediator.

Sebagai agen pembangunan, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) dinilai agresif dalam menggalakkan berbagai program pemberdayaan sekaligus menyalurkan kredit untuk segmen tulang punggung ekonomi Indonesia ini.

BNI pun terpilih untuk memenangkan penghargaan Program Pemberdayaan UMKM dari Merdeka Award 2022 yang diselenggarakan oleh Kapanlagi Youniverse (KLY) berkat kinerja program BNI Xpora dan implementasi aplikasi BNI MOVE.

BACA JUGA:Laba BNI Tahun Lalu Melonjak 232,2 persen, User BNI Mobile Banking Meningkat Signifikan

Apresiasi ini diberikan langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki kepada Direktur Bisnis UMKM BNI Muhammad Iqbal di Gedung Paviliun Smesco di Jakarta, Kamis, 6 Juni 2022.

Teten mengapresiasi kontribusi BNI terhadap pengembangan segmen UMKM.

Dia berharap lebih banyak pelaku industri jasa keuangan yang memiliki keberpihakan seperti BNI.

Hal ini agar dapat membuat segmen UMKM menjadi lebih berkualitas dalam mendorong pertumbuhan sekaligus kestabilan ekonomi. 

BACA JUGA:Green Bond BNI Oversubscribe 4 kali

"Selamat kepada Bapak Ibu yang pada malam ini menerima award. Mudah-mudahan ini dapat memberikan semangat serta inovasi untuk membangun ekonomi berbasis UMKM. Saya tahu BNI mempunyai komitmen untuk memberikan pembiayaan-pembiayaan di sektor produktif. Langkah BNI harus diikuti oleh perbankan lain," ungkap Teten.

Teten pun berpesan agar perbankan mau berinovasi dan lebih fleksibel dalam memahami kebutuhan pembiayaan pelaku UMKM.

Banyak pelaku UMKM berkualitas yang tak memiliki agunan, dan akhirnya justru terjebak pada rentenir atau fintech bodong.

"Jangan pakai pendekatan kolateral seperti aset karena mereka tidak punya aset. Pakailah pendekatan digital seperti yang digunakan fintech kepada perusahaan mikro. Baik bank pemerintah maupun swasta harus terus berinovasi, UMKM juga terus mengembangkan kapasitasnya," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: