Cheng Yu Pegangan Pendiri PT Aditya Sarana Graha Hars Chandra: Ji Suo Bu Yu Wu Shi Yu Ren

Cheng Yu Pegangan Pendiri PT Aditya Sarana Graha Hars Chandra: Ji Suo Bu Yu Wu Shi Yu Ren

HARIS Chandra alias Zhang Jinquan 张锦泉 merupakan orang yang bijaksana. Ia tradisional namun modern, modern tapi juga tradisional.

Tiap kali bersamanya, baik ketika naik mobil BMW putihnya maupun saat makan bareng di rumah-rumah makan kesukaannya, hampir selalu ada kata-kata bijak klasik yang disampaikannya. 

Pendiri PT Aditya Sarana Graha itu hafal banyak sekali wejangan-wejangan filsuf agung Konfusius. Pun puisi-puisi para penyair Tiongkok kuno. Tak terkecuali petuah para tokoh dunia.

Di antara nasihat-nasihat Konfusius yang disukainya adalah “己所不欲勿施于人”(jǐ suǒ bù yù wù shī yú rén).

Yang terjemahan bebasnya: Apa yang tak engkau kehendaki lakukan kepada dirimu, jangan engkau lakukan pada orang lain.

Ajaran Konfusius dimaksud terus dipegang teguh oleh Haris. Sebab, baginya manusia tak sepatutnya hanya mementingkan dirinya sendiri. Harus bisa “换位思考” (huàn wèi sī kǎo): berpikir dari posisi orang lain.

Baginya, kalau kita merasa sakit hati ketika dibohongi, maka jangan pernah membohongi. Kalau kita senang ketika meraih kesuksesan, dukunglah yang lain untuk menggapai keberhasilan, bukan malah dihalang-halangi atau dijatuhkan.

Untuk itu, dalam menjalankan bisnisnya maupun kehidupan sehari-harinya, Haris senantiasa berusaha mengamalkan lima pokok falsafah Konfusius “仁,义,礼,智,信” (rén, yì, lǐ, zhì, xìn): welas asih, loyalitas, kesusilaan, kebijaksanaan, dan dapat dipercaya.

Tak lupa juga “敬天爱人 kei-ten ai-jin” (bertakwa kepada Tuhan dan mencintai manusia), yang merupakan pemikiran Chairman Japan Airlines Inamori Kazuo 稲盛和夫.

Haris bisa sesukses sekarang tidak lepas dari prinsip-prinsip hidupnya tersebut. Tentu selain karena keuletannya. Yang terpupuk sedari kecil.

Ia lahir di Makassar. Pada 1954 silam. Orang tuanya sama-sama berprofesi sebagai pedagang. 

Dari papa-mamanya, Haris belajar untuk tahan banting dalam menekuni dunia usaha.

Bayangkan, sejak belia, ia sudah pernah rugi besar. Lantaran teledor pada angka 0. Yang mestinya dijual 100 perak, malah dibanderolnya 10 perak. Tekor. 

Tak mau menyerah, sehabis lulus SMA, Haris merantau ke Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: