AS Latih ISIS untuk Perang Lawan Rusia

AS Latih ISIS untuk Perang Lawan Rusia

 

RADARLAMPUNG.CO.ID - Perang antar Rusia dengan Ukraina tampaknya belum reda. Amerika Serikat (AS) telah melatih ISIS atau NIIS (Negara Islam Irak dan Suriah).

Latihan tersebut, untuk diterjunkan pada perang Rusia-Ukraina. Hal ini diketahui, setelah Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat dilaporkan tengah mengumpulkan sejumlah kelompok teroris bernama ISIS.

Bahkan, di dalamnya, ada sejumlah milisi asal Daerah Otonomi Khusus Uighur Xinjiang, China.

Informasi ini dihembuskan oleh seorang perwira intelijen Rusia yang identitasnya dirahasiakan.

BACA JUGA:Sangat Ampuh! Cara Menghilangkan Jerawat dengan Cepat Tanpa Bekas

Perwira intelijen Rusia ini mengatakan, bahwa, CIA memobilisasi beberapa anggota teroris ISIS ke sebuah kamp militer Amerika Serikat (AS) Al-Tanf, Provinsi Homs, Suriah.

Pada laporan lain, dari stasiun televisi berbahasa Arab, RT, Sekitar 500 orang anggota teroris ISIS yang dikumpulkan dan dilatih CIA. Mereka berasal dari beberapa negara.

Seperti, ada yang berasal dari wilayah Kaukasus dan negara-negara Asia Tengah. Bahkan, ada juga yang berasal dari negara Uni Eropa, Irak, dan Uighur China.

Para anggota milisi ini diduga akan diberi misi sabotase dan serangan teroris terhadap unit militer Rusia.

BACA JUGA:Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Putin dapat Guncangkan Dunia? Berikut Isinya

Tidak hanya di Ukraina. M Namun, dalam pasukan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia (VSRF) yang berada di Suriah.

"Kurdi sejauh ini telah menyerahkan sejumlah pemimpin tinggi dan sekitar 90 pejuang Daesh ke pihak Amerika," ungkap perwira intelijen Rusia itu.

"Yang sebagian besar, adalah warga negara Uni Eropa, Irak, serta imigran Chechnya dan Daerah Otonomi Uighur Xinjiang di China," katanya dikutip Iranian Labour News Agency (ILNA).

Seperti diketahui, berdasarkan dari Wikipedia, kelompok ISIS atau NIIS adalah sebuah kelompok militan ekstremis dan bekas proto-negara tidak diakui yang mengikuti doktrin jihadisme Salafi.

BACA JUGA:Presiden Jokowi Akan Pertemukan Presiden Ukraina dan Presiden Rusia di Bali, untuk Mendamaikan?

Hingga Desember 2015, NIIS menguasai wilayah dari Irak barat sampai Suriah timur yang diperkirakan berpenduduk 8–12 juta orang.

Melalui kelompok lokalnya, NIIS juga menguasai wilayah kecil di Libya, Nigeria, dan Afghanistan.

Kelompok ini juga beroperasi atau memiliki afiliasi di berbagai wilayah dunia. Termasuk Afrika Utara dan Asia Selatan.

Terkait perang antara Rusia dan Ukraina, banyak korban akibat perang tersebut. Sehingga, banyak pihak menginginkan kedua negara itu untuk berdamai.

BACA JUGA:Kapolda Lampung Irjen Akhmad Wiyagus Raih Hoegeng Award Katagori Polisi Berintegritas

Termasuk Indonesia. Beberapa waktu lalu, Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) telah bertemu dengan presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Pertemuan tersebut, untuk mengundang keduanya agar hadir pada acara G20 di Bali. Sekaligus untuk mendamaikan keduanya. (*)

 

 

 

Artikel ini sudah tayang di disway.id dengan judul : AS Rekrut Tentara Bayaran ISIS Perang dengan Rusia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: