Cheng Yu Pilihan: Ketua Yayasan Ubaya Anton Prijatno, Kuan Huai Da Du

Cheng Yu Pilihan: Ketua Yayasan Ubaya Anton Prijatno, Kuan Huai Da Du

--

ANTON Prijatno ingin menjadi orang yang seperti dilukiskan pepatah Mandarin, "宽怀大度" (kuān huái dà dù). Berhati lapang, tidak perhitungan. 

Kalaupun perlu menghitung-hitung, ia selalu menekankan kepada dirinya, jangan menghitung apa yang hilang, tetapi hitung apa yang tersisa.

Sebelum menjadi ketua Yayasan Universitas Surabaya (Ubaya), Anton adalah mantan rektor kampus tersebut dari 1994 sampai 2003.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: Konjen Jepang Takeyama Ken-ichi, Jing Wei Tian Hai

Ia termasuk salah satu tokoh yang ikut membidani lahirnya Forum Rektor pada masa Reformasi 1998.

Anton mungkin terinspirasi Chuang Tzu 庄子, filsuf Taoisme yang hidup sekitar 4 abad sebelum Masehi. 

Dicatat dalam kitab Zhuangzi (庄子), saat istrinya mati, bukannya meratapi, Chuang Tzu malah menabuh kendang sambil nyanyi-nyanyi(鼓盆而歌 gǔ pén ér gē). 

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: dr. Terawan Agus Putranto, Di Xing Mo Ming

Teman-temannya yang datang melayat tak habis pikir melihat itu. Bagi mereka, tak sepantasnya Chuang Tzu berbuat seperti itu. Keterlaluan sekali.

Namun Chuang Tzu memiliki alasan. "Coba dipikir baik-baik. Dia awalnya juga tidak punya nyawa, tidak punya tubuh, tidak punya roh. Baru belakangan punya roh, punya tubuh, punya nyawa. Sekarang dia kembali tidak punya nyawa lagi. Ini sama halnya dengan perubahan musim: semi, panas, gugur, dingin. Kini dia sudah tidur tenang di antara langit dan bumi. Kalau saya harus meraung-raung menangisi, berarti saya tidak mengerti kodrat ilahi. Makanya saya memilih tidak menangis," terang Chuang Tzu.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, Qian Li Zhi Xing, Shi Yu Zu Xia

Kehilangan memang menyedihkan. Bakal kian menyakitkan lagi bila tidak bisa segera merelakan. 

Kesedihan yang berlarut-larut tak akan membuahkan apa pun selain berbagai macam kerugian. Dengan bersedih, toh tetap tidak akan membuat yang hilang kembali.

Kalau sudah begini, ada baiknya memikirkan apa yang ada, bukan apa yang tiada. Meminjam istilah Al-Quran, "Laa tahzan. Innallah ma'anaa". Jangan bersedih. Tuhan ada bersama kita. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: