Kekerasan pada Anak di Kota Bandar Lampung Capai 70 Persen di Lampung, Benarkah?

Kekerasan pada Anak di Kota Bandar Lampung Capai 70 Persen di Lampung, Benarkah?

Diskusi kegiatan dan pembahasan kekerasan pada anak. Foto Anggi Rhaisa--

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Lembaga Advokat Anak (LADA) Damar sangat menyayangkan bahwa Bandar Lampung sejati kota layak Anak dan Sekolah di Bandar Lampung merupakan Sekolah Ramah Anak.

Namun kenyataan, Kota Bandar Lampung merupakan Kota tertinggi di Provinsi Lampung terhadap kekerasan pada anak yakni lebih dari 70 persen kekerasan pada anak terjadi di Bandar Lampung.  

Hal ini terungkap saat Ketua Lada Damar,Annisa didalam diskusi publik dalam Rangka Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77  bertemakan Merdeka dari kekerasan, anak terlindungi, Indonesia maju yang berlangsung di Hotel POP Bandar Lampung pada hari Kamis, 18 Agustus 2022.

Untuk itu, Annisa melakukan diskusi publik  ini menjadi Stimulus untuk semangat guru-guru yang hadir juga sharing ilmu kepada guru lainnya bagaimana cara mencegah terjadi kekerasan pada anak di satuan pendidikan sekolah yakni dengan memperkuat pendidikan karakter sekolah. 

Terkhusus untuk Anak berhadapan hukum (ABH)  terutama kekerasan seksual pada anak ataupun menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)  atau Trafficking,lanjut Annisa,  Lada Damar juga sudah melakukan pendampingan anak anak dibawah umur terutama ABH maupun korban TPPO. 

 

"Kami telah melakukan pendampingan terhadap mereka (ABH maupun korban TPPO,red) yang paling dibutuhkan mereka adalah  dukungan dari keluarga untuk pemulihan dari trauma(psikis) bagi anak anak tersebut,"ucap Annisa. 

 

Annisa menilai terjadi kasus kasus seksual pada anak justru pelaku juga merupakan anak anak dibawah umur ini karena kurang pengawasan dari orang tua dan berasal dari keluarga broken home (bukan berasal dari keluarga harmonis, red). 

 

"Bahkan, saat kami melakukan pendampingan ke beberapa anak anak dibawah umur yang ABH  tersebut terkesan cuek dan tidak merasa jadi korban bahkan melakukan kesalahan tindakan tersebut atau melakukan dalam kesadaran, "ucap Annisa.

 

Untuk itu, Annisa berharap dengan diskusi publik ini dapat memberikan wawasan kepada masyarakat terutama  pemerintah untuk mengupgrade program program perempuan dan anak misalnyA aktif memberikan pelatihan ekonomi maupun berbagai skill (keahlian)  kepada anak dan perempuan sehingga terhindar dari kegiatan mengarah ketindakan asusila.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: