Daripada Rugi, Petani di Pekon Terisolir Pesisir Barat Pilih Barter Hasil Bumi Dengan Barang
Kondisi akses jalan utama menuju empat pekon terisolir di Kecamatan Bengkunat, Pesisir Barat. FOTO DOKUMEN PERATIN SIRING GADING --
Masyarakat yang mengangkut barang-barang di wilayah ini harus bergotong royong.
“Kalau ada kendala, bisa diatasi bersama-sama. Mengingat perjalanan, baik ke pekon terisolir maupun menuju ke luar cukup jauh,” jelasnya.
Terkait hasil bumi di wilayah empat pekon terisolir yang merupakan marga Belimbing ini, rata-rata merupakan penghasil kopi dan lada.
Selain itu, penghasil pisang, kelapa, jengkol, jagung, padi dan hasil bumi lainnya. Tentu, untuk menjual hasil bumi tersebut sangat kesulitan. Terlebih dengan kondisi jalan saat ini.
BACA JUGA: Kasus Dugaan Tipikor Jembatan Way Batu, Ini Pasal yang Menjerat Aria Lukita
“Memang rata-rata hasil buminya dijual ke luar pekon. Tapi itu tetap akan menghitung biaya operasionalnya. Jika harga jualnya lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut, maka petani tidak bisa menjual ke luar pekon,” katanya.
Seperti harga pisang yang ada di wilayah ini, lebih murah dibandingkan dengan ongkos ojek atau biaya angkut ke luar pekon, yakni ke pasar Way Heni.
Akibatnya, petani tidak bisa menjual hasil panen. Padahal di empat pekon terisolir ini, jika dihitung dalam satu bulan bisa menghasilkan sekitar 10-20 ton. Namun, hasil panen pisang itu tidak ada nilainya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: