Propam Polda Lampung Tangani Kode Etik, Sedangkan Polres Lampung Tengah Proses Pidana Kasus Penembakan Polisi

Propam Polda Lampung Tangani Kode Etik, Sedangkan Polres Lampung Tengah Proses Pidana Kasus Penembakan Polisi

FOTO DOK. RADAR LAMPUNG - Kediaman Aipda Ahmad Karnain, polisi yang ditembak sejawatnya, di Lampung Tengah, sudah berjejer karangan bunga ucapan bela sungkawa dan didatangi sejumlah pelayat. --

BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Terkait kasus polisi tembak polisi, Polda Lampung akan menindaklanjuti pelanggaran kode etik. Sedangkan tindak pidana ditangani Polres Lampung Tengah. 

''Bidang Propam Polda Lampung akan menangani pelanggaran kode etiknya. Untuk pidananya, penyelidikan dilaksanakan oleh Satreskrim Polres Lamteng," kata Kepala Bidang Propam Polda Lampung Kombespol Syarhan via WhatsApp yang dikirimkan ke sejumlah jurnalis.

Pelanggaran kode etik, tersangka Aipda RH di antaranya dikenakan Pasal 13 ayat 1 PP Nomor 01 Tahun 2003 tentang Pemberhentian Anggota Polri. "Anggota Polri dapat diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Polri karena melanggar sumpah/janji anggota Polri, sumpah janji jabatan dan/atau kode etik profesi Polri".

Kemudian Pasal 8 Ayat 1 Huruf B Perpol Nomor 07 Tahun 2022 "Setiap pejabat Polri dalam etika kelembagaan wajib menjaga dan meningkatkan citra, solidaritas, kredibilitas, reputasi, dan kehormatan''. 

BACA JUGA:Autopsi Polisi yang Ditembak Sejawatnya Masih Berlangsung di RS Bhayangkara

Diberitakan, Polres Lampung Tengah dan Polda Lampung menggelar konferensi pers terkait kasus polisi tembak polisi. Kasus ini terjadi karena tersangka tersinggung terhadap korban.

Konferensi pers dipimpin Kabid Humas Polda Lampung Kombespol Zahwani Pandra Arsyad didampingi Kapolres Lamteng AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya, Kabag Ops. Kompol H.D. Pandiangan, Kasi Propam Iptu Eko Hery Susanto, dan Kanit Resum  Ipda Pande Putu Yoga.

Pandra mengatakan bahwa berdasarkan keterangan tersangka Aipda RH, korban Aipda Ahmad Karnain sering menggunjing serta menjelek-jelekkan dirinya dan keluarganya sehingga mengakibatkan tersangka emosi.

"Tersangka melihat sendiri di grup WA bahwa korban mengatakan istrinya belum membayar arisan online, " jelasnya. 

BACA JUGA:Tersinggung karena Istrinya Disebut Belum Bayar Arisan Online jadi Motif Polisi Tembak Polisi

Sementara Doffie  menjelaskan, setelah membaca di group WA tersangka selalu memikirkan korban. 

''Kebetulan malam itu tersangka sedang piket  di kantor. Tersangka ditelepon oleh istrinya karena sakit panas sehingga memutuskan untuk pulang. Di saat perjalanan pulang, tersangka  mengingat omongan korban yang sering menjelek-jelekan dirinya," ujarnya. 

Doffie melanjutkan, tersangka memutuskan untuk mendatangi rumah korban.

''Saat tiba di rumah korban, ternyata korban sedang duduk di depan rumah. Tersangka memanggil korban. Korban hendak membuka gerbang untuk mendatangi tersangka. Ternyata tersangka langsung menembakan senjatanya. Satu kali tembakan tepat mengenai dada kiri korban. Korban sempat berlari masuk ke rumah, namun korban terjatuh tepat di depan istri dan anak istrinya. Korban sempat dibawa ke rumah sakit oleh keluarga dan tetangga, sayang nyawanya sudah tidak tertolong lagi, " katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: