Tim Dosen Teknik Informatika ITERA Ujicoba Sistem Kendali Tanaman Hidroponik pada Kelompok Tani
Foto Tim PKM Dosen Teknik Informatika ITERA : Tim Dosen Teknik Informatika Itera melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ujicoba sistem kendali tanaman hidroponik pada kelompok tani Wawai Hydrofarm Kabupaten Tulang Bawang Barat--
BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Tim Dosen Teknik Informatika Institut Teknologi Sumatera (ITERA) telah melaksanakan pengabdian kepada masyarakat (PKM) tentang Ujicoba Sistem Kendali Tanaman Hidroponik pada Kelompok Tani Wawai Hydrofarm Kabupaten Tulang Bawang Barat pada 24 Agustus 2022.
Tim Dosen Teknik Informatika ITERA yakni Andika Setiawan,S.Kom.,M.Cs (Ketua Tim), bersama Anggota Tim Pengabdian antara lain Meida Cahyo Untoro,S.Kom.,M.Kom, Mugi Praseptiawan,ST.M.Kom, Ilham Firman Ashari,S.Kom.MT dan Aidil Afriansyah,S.Kom.M.Kom.
Ketua Tim PKM Dosen Teknik Informatika, Andika Setiawan,S.Kom.,M.Cs menjelaskan latar belakang PKM yakni berawal dari Teknik hidroponik sangat membutuhkan lingkungan yang terkontrol untuk menghindari penurunan kualitas tanaman yang dapat berpengaruh terhadap gagal panen tanaman.
Kemudian, penggunaan alat ukur manual menyita banyak waktu pemilik hidroponik di kelompok tani Wawai Hydrofarm di Tulang Bawang Barat terlebih untuk skala budidaya yang cukup besar.
Sehingga, Kontrol secara otomatis dapat mengurangi risiko tanaman layu dan rusak, serta memperbesar kemungkinan hasil budidaya yang maksimal sesuai harapan melalui pemantauan dan pengendalian jarak jauh.
Oleh sebab itu, Perlu Dibangun sistem Android secara realtime melalu protokol Internet of Things (IoT) dengan pengukuran kelembaban tanah, pH, nutrisi air, dan kualitas kesehatan tanaman untuk mengurangi tingkat penurunan kualitas dan kemungkinan gagal panen.
Sehingga akhirnya,Tim Pengabdian Dosen Teknik Informatika Itera melaksanakan Survei Lokasi dan Implementasi Perangkat.
Namun demikian, Andika menyampaikan bahwa sulitnya menjangkau lokasi untuk pengujian dan kalibrasi alat serta konfigurasi sistem. "Lalu kami mencoba memberikan solusi dengan cara menggunakan sampel air dan tanah dari lapangan untuk dibawa," jelasnya.
Andika juga menyampaikan keakuratan pengukuran sensor yang harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. "Solusinya yakni menggunakan beberapa jenis sensor berbeda dengan fungsi yang sama untuk penentuan," pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: