Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Disperindag Pesawaran

Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai pada Disperindag Pesawaran

ILUSTRASI/FOTO PIXABAY.COM--

Memahami budaya organisasi berarti akan dapat mengetahui dan mengukur bagaimana karyawan memandang organisasinya. Apakah organisasi mendorong atau memberikan motivasi untuk bekerja secara tim, apakah organisasi memberi penghargaan atas prestasi dan inovasi, begitu juga apakah organisasi justru lebih membelenggu prakarsa.

Fungsi budaya organisasi di antaranya tampak dalam beradaptasi dengan lingkungan eksternal dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, serta dalam melakukan integrasi internal. Budaya melakukan sejumlah fungsi untuk mengatasi permasalahan anggota organisasi dengan memperkuat pemahaman anggota organisasi, kemampuan untuk merealisir terhadap misi, startegi, tujuan, cara, ukuran dan evaluasi. Budaya juga berfungsi untuk mengatasi permasalahan integrasi internal dengan meningkatkan pemahaman kemampuan anggota organisasi untuk berbahasa, berkomunikasi, berkesepakatan atau konsensus internal, kekuasaan dan aturannya, hubungan anggota organisasi (karyawan), serta imbalan dan sanksi.

Dari uraian tentang Budaya Organisasi, dapat diketahui bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dan dilaksanakan oleh anggota organisasi, sehingga bisa membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Sistem nilai tersebut dibangun oleh tujuh karakteristik sebagai sari (essence) dari budaya organisasi. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah : 

a. Inovasi dan Pengambilan Risiko (Innovation and risk taking), sejauh mana para karyawan didorong untuk inovatif dan mengambil risiko

b. Perhatian kerincian. (Attention to detail), sejauh mana para karyawan diharapkan memperlihatkan kecermatan (precision), analisis dan perhatian kepada rincian

c. Orientasi Hasil (Outcome Orientation), sejauh mana managemen memfokuskan pada hasil, bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

d. Orientasi Orang. (People Orientation), sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang dalam organisasi itu

e. Orientasi Tim. (Team Orientation), sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukannya individu

f. Keagresifan (Aggressiveness), sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai

g. Kemantapan/ Stabilitas (Stability), sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya Status Quo sebagai kontras dari pertumbuhan dalam arti kemantapan bekerja dalam melaksanakan tugas. Stephen P Robins (2015: 76). 

Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan cara para anggota diharapkan berperilaku. Ketujuh karakteristik tidak mungkin berlaku seluruhnya dalam suatu organisasi, karena perkembangan organisasi secara internal dan eksternal akan merubah perkembangan budaya organisasi itu sendiri sesuai perkembangan eksternal pula.

Persoalan budaya organisasi dalam suatu lembaga sudah menjadi penting untuk diketahui demi peningkatan kinerja pada lembaga tersebut. Budaya organisasi dapat didefenisikan sebagai perangkat sistem nilai-nilai (volues), keyakinan-keyakinan (beliefs), asumsi-asumsi (assumptions), atau norma-norma yang telah lama berlaku, disepakati dan diikuti oleh para anggota suatu organisasi sebagai pedoman perilaku dan pemecahan masalah-masalah organisasinya (Sutrisno, 2016).

Dessler (2013) merumuskan bahwa budaya organisasi juga disebut budaya perusahaan, yaitu seperangkat nilai-nilai atau norma-norma yang telah relatif lama berlakunya, dianut bersama oleh para anggota organisasi (karyawan) sebagai norma perilaku dalam menyelesaikan masalah-masalah organisasi (perusahaan). Dalam budaya organisasi terjadi sosialisasi nilai-nilai dan menginternalisasi dalam diri para anggota, menjiwai orang perorangan di dalam organisasi. Dengan demikian, maka budaya organisasi merupakan jiwa organisasi dan jiwa para anggota organisasi.

Sutrisno (2016) mengemukakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu kekuatan sosial yang tidak tampak, yang dapat menggerakan orang-orang dalam suatu organisasi untuk melakukan aktivitas kerja. Budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang  dianut  oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbins, 2015). 

Pada umumnya di dalam suatu organisasi yang menjadi budaya penentu yang memberi nilai utama (core value) adalah budaya yang dominan dari seluruh budaya yang dimiliki karyawan, yang diserap dari mayoritas anggota organisasi. Nilai utama merupakan nilai-nilai yang pertama atau dominan yang diterima di dalam organisasi. Hal ini menggambarkan budaya secara makro yang dihasilkan suatu  organisasi,  secara  khusus  menggambarkan  tentang  suatu  kepribadian (personality)  yang ada di dalam suatu organisasi. Bagian budaya ini  dapat dikembangkan menjadi  suatu  budaya  organisasi  yang  lebih  besar,  sebagai antisipasi dari gambaran tentang permasalahan umum, situasi, dan pengalaman yang dihadapi anggota-anggotanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: