Peternak Tulang Bawang Diimbau Waspada Penyakit Kulit Berbenjol Pada Sapi dan Kerbau

Peternak Tulang Bawang Diimbau Waspada Penyakit Kulit Berbenjol Pada Sapi dan Kerbau

Petugas Dinas Pertanian Tulang Bawang mengecek kondisi ternak warga. -Dinas Pertanian Tulang Bawang-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Para peternak sapi dan kerbau diimbau oleh Dinas Pertanian Tulang Bawang untuk waspada terhadap adanya penyakit kulit berbenjol.

Imbauan tersebut disampaikan kepada para peternak sebagai bentuk antisipasi bahaya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbenjol pada sapi dan penyakit Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) pada kerbau.

Kepala Dinas Pertanian Tulang Bawang Nurmansyah mengatakan, penyakit LDS dan LSDV termasuk dalam family poxviridae. 

Penyakit ini umumnya menimbulkan penyakit cacar dan sejenisnya pada beragam spesies hewan.

BACA JUGA:Kartu Prakerja Gelombang 51 Telah Dibuka, Ayo Gabung dan Klik Linknya Sekarang!

"Untuk mengantisipasi agar penyakit ini tidak merebak di Tulang Bawang, pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah seperti pemberian vaksinasi terhadap hewan ternak sehat," katanya, Rabu 19 April 2023.

Dijelaskannya, meskipun penyakit ini tidak dapat menular ke manusia, para peternak hewan diimbau untuk tetap waspada dan mengantisipasi penyakit tersebut.

LDS dan LSDV memiliki ciri-ciri adanya nodul-nodul keras pada bagian kulit dihampir seluruh bagian tubuh. 

Selain pada kulit, tanda klinis pertama yang dapat diamati adalah pembengkakan kelenjar limfa, demam tinggi selama seminggu, terkadang muncul leleran dari mata dan hidung, serta penurunan produksi susu yang drastis.

BACA JUGA:Puncak Arus Mudik Diperkirakan pada Kamis Malam, Pemudik Mulai Terlihat di Terminal Rajabasa

"Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi dan pengendalian vektor artropoda. Sedangkan perawatan terhadap hewan ternak yang terserang dilakukan dengan memberikan obat anti inflamasi nonsteroid, antihistamin dan antibiotik untuk infeksi sekunder," terangnya.

Masih katanya, masa inkubasi penyakit berdasarkan infeksi eksperimental adalah 4-14 hari dan pada kondisi lapangan bisa mencapai lima pekan.

"Sapi betina dapat mengalami mastitis dan keguguran. Sedangkan pada sapi jantan dapat mengalami orkitis atau peradangan pada salah satu atau kedua ttesti," ungkapnya.

Virus LSD, lanjutnya, ditularkan oleh faktor mekanin berupa atropoda seperti nyamuk dan lalat penggigit. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: