Canggih, Universitas Teknokrat Luncurkan Dosen A.I Pertama di Indonesia

Canggih, Universitas Teknokrat Luncurkan Dosen A.I Pertama di Indonesia

--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) terus melakukan inovasi terkini, kali ini dalam hal kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

Ya, AI kini menjadi teknologi yang semakin berkembang pesat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. 

Dalam konteks pendidikan, AI digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar, serta membantu dosen dan mahasiswa dalam mengoptimalkan pembelajaran.

Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) meluncurkan dosen Artificial Intelligence (A.I) pertama di Indonesia pada hari Selasa kemarin.

BACA JUGA:Jalur Terkena Amblesan, Empat KA Batal Berangkat

Dosen A.I bernama “Alpha” ini telah melalui tahapan proses pembuatan yang kompleks dan intensif.

Menurut Rektor UTI, Dr. HM Nasrullah Yusuf, MBA, proses pembuatan Dosen A.I dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi mengenai perilaku dan cara pengajaran dari dosen-dosen terbaik di UTI. 

"Selanjutnya, data tersebut diproses dan dianalisis oleh tim ahli A.I yang terdiri dari para peneliti dan dosen UTI serta didukung oleh teknologi A.I terkini," katanya, Jumat, 28 April 2023.

Menurutnya, setelah proses pengumpulan dan analisis data selesai, tahap selanjutnya adalah membangun dan mengembangkan model A.I.

BACA JUGA:Ssttttt, Muncul Lagi Aset Tak Terduga Milik Pegawai Lapas Dhawank Delvi, Tebak Apa Hayo...

"Yang dapat mereplikasi perilaku dan cara pengajaran dari para dosen terbaik tersebut," ujarnya.

Dalam pembuatannya juga terdapat tim ahli A.I UTI yang turut melakukan pelatihan dan pengujian terhadap model A.I tersebut sehingga dapat memberikan pengajaran yang optimal bagi mahasiswa.

Wakil Rektor UTI, Dr. H. Mahathir Muhammad, SE., MM, menambahkan, peluncuran Dosen A.I pertama di Indonesia tersebut merupakan sebuah inovasi yang luar biasa dan dapat menjadi solusi bagi banyak masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan.

"Seperti keterbatasan jumlah dosen yang berkualitas dan terbatasnya waktu pengajaran yang tersedia," ujar Mahathir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: