Iklan Bos Aca Header Detail

Siap Menghadapi Fenomena El Nino, Simak Ini Dampak Bahayanya bagi Manusia

Siap Menghadapi Fenomena El Nino, Simak Ini Dampak Bahayanya bagi Manusia

Dampak Bahaya El Nino di Indonesia-Pixabay-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Fenomena El Nino merupakan peristiwa yang sering terjadi di wilayah Samudera Pasifik dan dapat memengaruhi iklim global. 

Fenomena ini terjadi ketika suhu air di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah lebih panas dari suhu normalnya, sehingga menyebabkan perubahan pola angin dan curah hujan di sejumlah wilayah di dunia.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, telah memperingatkan bahwa Fenomena El Nino diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada bulan Agustus mendatang. 

Hal ini dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, termasuk kebakaran hutan dan lahan, serta kekeringan yang luas di beberapa daerah.

BACA JUGA:3 Rekomendasi Pantai di Lampung yang Punya Vibes Seperti di Bali, No 2 Berjarak 6 Jam dari Bandar Lampung

Namun, El Nino tidak hanya berdampak pada Indonesia, tetapi juga dapat memengaruhi wilayah lain di dunia. Selain Indonesia, kekeringan ekstrim akibat El Nino juga diperkirakan akan terjadi di Amerika Tengah, Afrika bagian Selatan, dan Asia Timur.

Wahid Dianbudiyanto ST MSc, Pengamat Lingkungan dari Universitas Airlangga (Unair), menjelaskan bahwa El Nino adalah bagian dari fenomena yang lebih besar yaitu El-Nino-Southern Oscillation (ENSO). 

ENSO terdiri dari tiga fenomena utama yaitu El Nino, La Nina, dan Netral. Ketika El Nino terjadi, suhu air di Samudera Pasifik bagian timur dan tengah lebih tinggi dari suhu rata-rata normalnya, sedangkan ketika La Nina terjadi, suhu air di daerah tersebut justru lebih rendah dari suhu normalnya. 

Sementara itu, fenomena Netral terjadi ketika suhu air di Samudera Pasifik tidak jauh berbeda dari suhu normalnya.

BACA JUGA:Ekonomi Lampung Triwulan I 2023, Tumbuh 4,96, di Atas Rata-rata Sumatera

Perubahan suhu air di Samudera Pasifik yang menyebabkan terjadinya fenomena El Nino atau La Nina ini dapat memengaruhi kondisi iklim di seluruh dunia. 

Oleh karena itu, para ilmuwan dan pengamat lingkungan terus memantau kondisi perairan di Samudera Pasifik agar dapat memberikan peringatan dini terkait kemungkinan terjadinya fenomena ini dan dampaknya bagi berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.

Dalam catatan terbaru, Indonesia telah mengalami salah satu El Nino terburuk pada tahun 2015. 

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami defisit air mencapai 20 miliar meter kubik dan lahan pertanian seluas 111 ribu hektar mengalami kekeringan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: