Awas! Desa Brabasan Mesuji Dinilai Rawan DBD

Awas! Desa Brabasan Mesuji Dinilai Rawan DBD

Sejak awal 2022, tercatat 212 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tanggamus. Dari jumlah itu, pasien meninggal dunia. ILUSTRASI/FOTO PIXABAY.COM --

RADARLAMPUNG.CO.ID - Desa Brabasan di Kecamatan Tanjung Raya dinilai rawan menjadi Daerah penularan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 

Dari beberapa daerah yang ada di Mesuji Desa Brabasan menjadi penyumbang DBD yang cukup banyak dibanding daerah lainnya, hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Mesuji, Suyono pada radarlampung.co.id Rabu 5 Juli 2023.

Menurutnya sejak Januari hingga Juni 2023 ada 10 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Mesuji.

Yakni di Desa Wira bangun Kecamatan Simpang Pematang ada 3 kasus DBD kemudian Desa Simpang Pematang ada 2 kasus DBD dan di Desa Brabasan Kecamatan Tanjung Raya ada 5 kasus.

BACA JUGA:Gaji ke-13 dan TPP Tak Kunjung Cair, Pejabat Tulang Bawang Jual Aset

"Menurutnya jumlah tersebut cukup sedikit karena sejak awal tahun baru 10 kasus, meskipun kasus DBD tergolong sedikit, kami tetap meminta masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan," jelasnya.

Jangan biarkan ada genangan air, itu bisa jadi sarang nyamuk berkembang biak. Bersihkan kamar mandi. Tak hanya itu, jangan biarkan baju tergantung dengan jangka waktu lama.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera melapor dan berobat ke puskesmas terdekat jika merasakan gejala DBD tentu saja semua puskesmas akan bergerak cepat jika ada kasus DBD. "Masyarakat pun harus terus menjaga diri dengan semaksimal mungkin," katanya.

Dirinya juga mengaku jika pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di Mesuji.

BACA JUGA:Prof Irwan : Selamat Hari Jadi ke-8 Radar Lampung Online

Bentuk sosialisasi yang disampaikan kepada masyarakat yakni tentang penerapan 3 M (menguras, menutup dan mengubur).

Selain itu, pihaknya juga mengingat kepada masyarakat akan bahaya virus DBD yang menjangkit manusia. 

"Sosialisasi dan edukasi itu dilakukan mulai dari tingkat Puskesmas bahkan juga melibatkan pihak Kecamatan dan aparatur desa. Seprti RT/RW di wilayah setempat," jelasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: