Ternyata Tradisi Panjat Pinang Sudah Ada Sejak Jaman Penjajahan Belanda, Ini Sejarah dan Filosofinya

Ternyata Tradisi Panjat Pinang Sudah Ada Sejak Jaman Penjajahan Belanda, Ini Sejarah dan Filosofinya

Puncak peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan upacara detik-detik Proklamasi yang dilaksanakan setiap tanggal 17 Agustus--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Puncak peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan upacara detik-detik Proklamasi yang dilaksanakan setiap tanggal 17 Agustus.

Selain melalui upacara, masyarakat Indonesia biasanya memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan  berbagai perlombaan.

Perayaan HUT Kemerdekaan akan semakin lengkap bila ada lomba panjat pinang atau pucang.

Disebut panjat pinang karena tiang yang digunakan berasal dari pohon pinang yang telah dikupas kulitnya.

BACA JUGA:Catat, 10 Negara yang Lancar Berkomunikasi Menggunakan Bahasa Indonesia

Kemudian, batang pinang yang dikupas tersebut dilumuri minyak atau pelumas agar licin saat dipanjat para peserta.

Tinggi batang pinang yang digunakan beragam. Namun, rata-rata antara 2 – 3 meter.

Pada bagian ujung batang pinang dipasang kayu melintang kemudian ditambah bambu belah melingkar.

Kayu dan bambu tersebut untuk meletakkan berbagai hadiah yang diperebutkan peserta.

BACA JUGA:Update 17 Perguruan Tinggi Terbaik di Sumatera, Lampung Masih Amankan Peringkat 1

Hadiah yang disediakan beragam. Antara lain, peralatan rumah tangga, peralatan elektronik, peralatan olahraga. Bahkan, terkadang hadiahnya berupa uang tunai.

Biasanya, jumlah peserta terdiri-dari beberapa orang setiap kelompoknya. Biasanya, dalam 1 kelompok terdiri dari 4 – 5 orang.

Butuh perjuangan untuk mendapatkan hadiah yang tergantung pada bagian atas. Sebab, batang pinang yang dipanjat sangat licin.

Berbagai cara dilakukan kelompok peserta untuk mencapai puncak dan meraih hadiah. Peserta yang berbadan gemuk biasanya pada posisi terbawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: