Bisakah Indonesia Hasilkan 100 Juta Ton Minyak Sawit? Buku Pengusaha Lampung Ini Menjawabnya

Bisakah Indonesia Hasilkan 100 Juta Ton Minyak Sawit? Buku Pengusaha Lampung Ini Menjawabnya

Bagaimana Cara Indonesia Hasilkan 100 Juta Ton Minyak Sawit, Buku Pengusaha Lampung Ini Menjawabnya--dok pribadi

BACA JUGA:Jelang Pemilu DPD RI Lampung: Warna Warni Parpol di Kontestasi Senator

Point besar dari buku itu, lanjut Sabrar, adalah menyangkut keberlanjutan kelapa sawit nasional.

Dari perspektif ketahanan nasional, kelapa sawit mengambil fungsi sentra karena memiliki kontribusi pada penyediaan sumber bahan kebutuhan hidup dan energi. 


Letjen Muhammad Sabrar Fadhilah bersama Petrus Tjandra--

Kelapa sawit berkontribusi pada ketahanan energi nasional melalui produksi bioenergi seperti biodiesel, biogas dan biomassa. “Ini membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak perubahan iklim,” tulisnya.

BACA JUGA:Jaring Aspirasi Balon DPD Lampung Ditutup, Diikuti 46.614 Voters, Ini Hasil Lengkapnya

Isu lingkungan, lanjutnya, seringkali menjadi salah satu strategi dari negara maju untuk membatasi kemajuan dari negara berkembang. 

Kelapa sawit menjadi salah satu objek yang mendapatkan pressure sedemikian rupa yang dikaitkan dengan deforestasi atau  emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembukaan lahan gambut, pengelolaan kebun yang tidak sesuai ketentuan dan melalui industri minyak sawit. 

Dengan alasan pengelolaan secara tidak berkelanjutan memberikan dasar logis untuk melakukan berbagai tekanan termasuk secara ekonomi.

BACA JUGA:Akses Mudah! AdaKami Berikan Dana Pinjaman Sampai Rp 70 Juta Cair dengan Aman Terpercaya

“Dalam mewujudkan mimpi produksi 100 juta ton minyak sawit Indonesia pada tahun 2045 tanpa menambah emisi rumah kaca akan menjadi tantangan besar, tetapi bukanlah tujuan yang tidak mungkin dicapai,” katanya. 

Dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan kolaborasi dari berbagai pihak untuk mewujudkannya. 

“Apa yang disajikan dalam buku ini adalah sebuah gagasan komprehensif yang bisa meningkatkan kemampuan Indonesia dalam menguasai sumber energi terbarukan,” ulas Sabrar Fadhilah. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: