Latar Belakang Terjadinya Perang Diponegoro Tahun 1825 Hingga 1830

Latar Belakang Terjadinya Perang Diponegoro Tahun 1825 Hingga 1830

Ilustrasi penangkapan Pangeran Diponegoro oleh bangsa kolonial Belanda. FOTO TANGKAPAN LAYAR/INSTAGRAM @subiibus--

BACA JUGA: 3 Fakta Mayor Sukardi Hamdani, Pejuang yang jadi Nama Jalan di Bandar Lampung

Tak hanya perbekalan perut, namun perbekalan senjata juga gencar dilakukan.

Mulai dari Pembangunan puluhan kilang mesiu di tengah hutan hingga dasar jurang.

Lalu produksi mesiu dan peluru itu terus berlangsung meski peperangan tengah berkecamuk.

Kedua pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawan.

BACA JUGA: Makin Bersinar Dalam The Worst of Evil, Ini Sederet Film dan Drama yang Pernah Dibintangi Ji Chang Wook

Penguasaaan informasi semakin dikembangkan untuk mencari taktik dan strategi yang jitu dalam mengalahkan pihak musuh.

Hingga pada puncak peperangan pada tahu 1827, bangsa kolonial Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 serdadu.

Hal itu menjadi sesuatu yang belum pernah terjadi di wilayah Jawa yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.

Dalam sudut militer, Perang Diponegoro menjadi perang yang pertama kali melibatkan semua metode.

BACA JUGA: Rekomendasi Smartwatch yang Bikin Tampil Elegan, Mau Pilih Xiaomi Watch 2 Pro atau Huawei GT 4 46mm?

Baik itu metode perang terbuka (open warfare), maupun perang gerilya (guerilla warfare).

Kemudian dalam pelaksanaannya dilaksanakan lewat taktik tabrak dan lari (hit and run) serta pengadangan.

Tak cukup menggunakan strategi sesuai dengan sudut kemiliteran, belanda juga terus melakukan berbagai cara licik untuk menangkap Diponegoro.

Hal ini terjadi pada tahun 1829, Belanda mengeluarkan sayembara dengan maklumat siapa saja yang berhasil menangkap sang pangeran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: