Alhamdulillah, November Ini Dinsos Lampung Akan Salurkan Bansos Sembako, Ini Kriteria Penerimanya

Alhamdulillah, November Ini Dinsos Lampung Akan Salurkan Bansos Sembako, Ini Kriteria Penerimanya

Kepala Dinas Sosial Lampung Aswarodi.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---

RADARLAMPUNG.CO.ID - Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Lampung mendapat alokasi insentif fiskal untuk penurunan stunting sebesar Rp 1,062 miliar.

Dana tersebut akan dialokasikan dalam bentuk bantuan sosial (bansos) sembako yang ditujukan untuk kreteria penurunan stunting seperti ibu hamil dan ibu yang memiliki balita.

Kepala Dinas Sosial Lampung Aswarodi mengatakan, setiap sasaran untuk penurunan stunting akan mendapat paket sembako dengan nilai Rp 500 ribu.

Saat ini Dinsos Lampung, kata Aswarodi, tengah memformulasikan kandungan paket sembako yang akan diberikan kepada para penerima yang ditetapkan.

BACA JUGA:KPU Lampung Timur Mulai Terima Bilik Suara Pemilu 2024

"Kandungan sembako yang ada di dalamnya kita minta masukan dari Dinas Kesehatan. Jenisnya apa saja dan direkomendasikan jenis sembakonya harus memenuhi komponen protein tinggi karena untuk mencegah stunting maka proteinnya harus lebih banyak," ujar Aswarodi, Kamis 2 November 2023.

Pada rapat yang telah dibahas Rabu 1 November 2023, salah satu komponen yang dimasukan di dalam paket sembako adalah susu dan telur. 

"Kita tetap akan pertimbangkan karena bentuknya paket sembako yang dikemas kalau telur mentah khawatir pecah. Sebab tidak mungkin langsung didistribusikan kalau telur rebus khawatirnya busuk. Maka ini sedang kita diskusikan," ucapnya.

Sehingga, menurut Aswarodi untuk komponen paket sembako yang berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan ini diharapkan akan benar-benar representatif untuk pencegahan stunting.

BACA JUGA:Rekomendasi HP RAM Jumbo, Battle OPPO Find N3 Flip dan Xiaomi 13T Pro, Mana yang Performanya Lebih Dewa?

Untuk data penerima bansos penurunan stunting ini, lanjut Aswarodi, ada beberapa yang menjadi rujukan, baik itu DTKS Dinsos, PPPKE dari Bappeda, dan data dari Dinas Kesehatan.

"Dari Dinas Kesehatan mengusulkan data yang memang benar-benar data masyarakat yang berpotensi rawan stunting di masing-masing kabupaten dan Pak Sekda mengarahkan kita menggunakan data Dinas Kesehatan karena lebih tepat," ungkapnya.

Dijelaskan Aswarodi, dari anggaran yang Dinsos dapat digunakan untuk sosialisasi, verifikasi data vaktual maupun oprasional sekitar Rp 100 juta.

"Nah untuk paket sembakonya sendiri sekitar 1.800 paket," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: