Panen Padi di Kelurahan Mulyosari Kota Metro Lampung Hasilkan Rp 9 Miliaran Rupiah
Panen tanaman padi di Kelurahan Mulyosari diprediksi menghasilkan pendapatan mencapai Rp 9 miliar. Foto Ruri--
METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Panen tanaman padi di Kelurahan Mulyosari diprediksi menghasilkan pendapatan mencapai Rp 9 miliar.
Ketua Gapoktan Karya Manunggal, Mulyosari, Kecamatan Metro Barat, Lasmiati mengatakan, lahan sawah yang panen seluas 202 hektar. Di mana, varietas padi yang digunakan ialah varietas Cibatu dan Inpari 32.
Menurutnya, dalam satu hektar sawah bisa menghasilkan sekitar Rp 45 juta. Jika luas lahan sawah yang dipanen 202 hektar, akan menghasilkan penghasilan sekitar Rp 9 miliar.
"Tapi itu kan hasilnya rata-ratanya 1 hektarnya mencapai Rp 45 Juta bruto. Lalu, nettonya dipotong operasional, terus ongkos tanam, olah lahan sampai pemanenan bisa mencapai Rp 15 Juta. Jadi rata-rata petani itu dapat Rp 30 Juta per hektar untuk per musimnya," ungkapnya.
BACA JUGA:Tim Provinsi Tinjauan Lapangan, Terminal Tipe B Kota Agung Tanggamus Lampung Bakal Dibangun
Ia menuturkan, saat ini, nilai Gabah Kering Pungut (GKP) dari jenis tersebut dihargai Rp 7.500 perkilogram.
"Alhamdulillah, kita bersyukur, sekarang hasil padi seharga Rp 7.500 perkilogram. Artinya petani masih bisa menikmati hasil. Kalau misalkan GKP hanya di kisaran Rp 4 ribu per kg, ya petani tidak dapat apa-apa," ujarnya.
Meski begitu, pihaknya masih berharap pemerintah bisa memastikan kecukupan stok pupuk subsidi.
"Kami berharap, kami bisa lebih mendapatkan pembinaan untuk peningkatan hasil produksinya. Subsidi pupuk kan jatahnya berkurang, jadi ya kita berharap dapat terpenuhi lagi," jelasnya.
Dikatakannya, rata-rata petani di di Kelurahan Mulyosari tersebut bisa panen mencapai 6,5 ton per hektar.
"Kalau di sini, yang kita panen itu seluas 202 hektar. Ini dari 9 kelompok tani. Kita mendapat info jika yang panen bisa mencapai 6 - 6,5 ton perhektar," ungkapnya.
Sementara itu, Wali Kota Metro, Wahdi mengatakan, naiknya harga beras tak hanya terjadi di Kota Metro, tetapi juga di banyak daerah.
"Yang pertama kali, kenaikan harga beras itu tidak hanya terjadi di Metro saja, saya kira di seluruh Indonesia. Hanya, tentu juga yang paling penting itu dalah ketahanan pangan. Lalu water bonding," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: