Iklan Bos Aca Header Detail

Curah Hujan Tinggi di Tiongkok Jadi Salah Satu Penyebab Harga Bawang Putih Meroket

Curah Hujan Tinggi di Tiongkok Jadi Salah Satu Penyebab Harga Bawang Putih Meroket

KPPU gelar FGD mengulik harga bawang putih yang mahal.---Sumber Foto : KPPU.---

RADARLAMPUNG.CO.ID - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mencoba mengurai persoalan mahalnya harga bawang putih belakangan ini.

KPPU mengumpulkan berbagai pihak yang berkaitan dengan komoditas pangan tersebut dengan FGD bertema Bergejolaknya Harga Bawang Putih yang dilaksanakan, pada Selasa 21 Mei 2024 di Jakarta.

FGD tersebut menghadirkan Badan Pangan Nasional, Ombudsman RI, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Kementerian Pertanian RI, Kementerian Perdagangan RI, Ditjen Bea dan Cukai, akademisi, serta importir bawang putih untuk membahas fenomena tersebut guna tranparansi kepada publik. 

Dari FGD tersebut terungkap bahwa faktor ketergantungan pada impor dari negara tertentu, faktor cuaca, dan realisasi jadwal impor sebagai faktor penyebab tingginya harga bawang putih belakangan ini. 

BACA JUGA:Pemkab Pringsewu Raih Peringkat Kedua Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Stunting Provinsi Lampung 2024

Ketua KPPU M Fanshurullah Asa mengatakan, KPPU belakangan ini aktif melakukan pemantauan atas harga dan ketersediaan bawang putih di pasar secara nasional.

Kata M Fanshurullah Asa, KPPU sudah turun langsung di tujuh wilayah kerja untuk melakukan pengecekan komoditas bawang putih. 

“Memang ada kecenderungan harga turun, namun kebanyakan masih tinggi. Kami mencari persoalannya apa dan dari mana," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Radarlampung.co.id, Kamis 23 Mei 2024.

"Rupanya, HET masih menggunakan data Bapanas tahun 2019. Jadi kami mengumpulkan pihak-pihak terkait guna meningkatkan transparansi publik sekaligus menentukan posisi atau kebijakan internal KPPU atas persoalan tersebut,” sambungnya.

BACA JUGA:Hujan Deras, Luapan Sungai Way Umpu Rusak Jembatan Penghubung

Bapanas sendiri dalam pertemuan mengatakan, faktor cuaca menjadi hal yang paling penting terkait impor bawang putih saat ini. 

Sebagai informasi, 95 persen, komoditas bawang putih nasional berasal dari impor, sisanya ditanam petani lokal. 

Saat ini, realisasi impor bawang putih tercatat sebanyak 127.542 ton dengan total distribusi di 16 wilayah di Indonesia hingga Februari 2023 sebesar 43.046 ton. 

Impor bawang putih yang masuk di Indonesia hanya melalui Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar. Sedangkan Indonesia memiliki 43 importir bawang putih yang tersebar di sembilan provinsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: