RMD Header Detail

Musim Kemarau, Biaya Tanam Singkong Tinggi

Musim Kemarau, Biaya Tanam Singkong Tinggi

Musim kemarau yang melanda Kabupaten Lampung Utara (Lampura), terhitung hingga delapan bulan lamanya, membuat para petani galau--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Musim kemarau yang melanda Kabupaten Lampung Utara (Lampura), terhitung hingga delapan bulan lamanya, membuat para petani galau. Pasalnya, para petani tidak dapat memuli tanam tampa adanya curah hujan yang membuat lahan yang menjadi subur.

Baik tanaman padi sawah, jagung maupun singkong, tentunya memerlukan curah hujan yang cukup, guna untuk membawahi lahannya agar siap memulai musim tanaman.

Meski begitu, para petani optimis hujan akan turun dan mulai masa tanam di bulan September 2024 ini.

"Kami berharap hujan turun, meski dalam intensitas ringan, dengan durasi yang lumayan lama. Hal itu dapat membasahi lahan agar siap musim tanam," Hasan (45) petani asal Desa Modukoro, Kamis 12 September 2024.

BACA JUGA:Tanggapi Kasus Curanmor di Wilayah Kampus Universitas Lampung, Polisi Imbau Pengawasan Parkir Diperketat

Sebagian masyarakat desa Madukoro, Kecamatan Kotabumi Utara ini, lanjutnya, mengandalkan tanaman singkong baik di lahan perkebunan maupun di pekarangan rumahnya.

Sebab, tanaman komunitas jenis ini (singkong, Red) tidak memerlukan perawatan lebih. Namun terkadang harganya saat ini anjlok.

"Kalau hujannya sudah mulai turun meski tidak tiap hari. jadi setelah cabut kami bisa menanam kembali," ujar Reiwanto (54), petani lainnya.

Sambungnya, meski tidak bisa memprediksi cuaca. Tapi ketika hujan sudah mulai turun, dirinya tak akan khawatir untuk memulai menanam singkong. Apalagi saat ini waktu sudah memasuki Oktober akhir. Dimana, biasanya menghadapi bulan Oktober adalah musim hujan.

BACA JUGA:Tidak Ada Kotak Kosong di Pilkada Lamtim, Dawam-Erawan Bakal Tarung Vs Ela-Azwar

"Ada hujan beberapa kali kami langsung menggemburkan tanah lahan untuk selanjutnya kami menanam bibit terlebih dahulu," katanya 

Kendati dilema pertanian menghampiri para petani di kabupaten setempat. Setelah mendapatkan hujan yang membuat mereka senyum lebar. 

Mereka kini di landa kekecewaan yang mana saat akan di jual hasil panen mereka seperti singkong, harga nya pun turun lumayan hingga 200 rupiah per KG.

"Harga singkong sekarang malah turun bang. Turun sampai 200 rupiah per kg. tadinya Rp1.500 skrng jadi Rp1.300. Kalau hitungan kami rugi karna saya pribadi sudah dua kali tambal sulam singkong. Kalau gak gini pada mati semua," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: