Pelantikan Hipmi Metro, Mirza Dorong Pengusaha Lokal Lampung Kuasai Nilai Tambah Komoditas Daerah

Pelantikan Hipmi Metro, Mirza Dorong Pengusaha Lokal Lampung Kuasai Nilai Tambah Komoditas Daerah

--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Ketua Dewan Kehormatan BPD Himpunan Pengusana Muda Indonesia (Hipmi) Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyoroti pentingnya peran pengusaha lokal dalam mengelola dan meningkatkan nilai tambah komoditas daerah untuk memajukan perekonomian Lampung

Dalam kesempatan berbicara di hadapan pengusaha muda, Mirza menegaskan bahwa meskipun Lampung kaya akan sumber daya alam, nilai tambah dari berbagai komoditas unggulan masih banyak dinikmati oleh pihak luar.

“Lampung ini penghasil beras, singkong, sapi, hingga kopi, tetapi sayangnya, pengelolaan dan pemasarannya masih dikuasai pihak luar," kata Mirza saat pelantikan, Diklatcab, dan Raker BPC HIPMI Metro periode 2024–2027, Minggu, 17 November 2024. 

"Sebagai contoh, ekspor kopi kita mencapai 500.000 ton, tetapi nilai tambahnya lebih banyak dinikmati di luar Lampung. Ini harus kita ubah,” imbuhnya. 

Ia juga menyoroti fakta bahwa uang yang beredar di Lampung mencapai Rp456 triliun.

Namun hanya sebagian kecil yang benar-benar dinikmati oleh masyarakat lokal. 

Hal ini berdampak pada rendahnya pendapatan per kapita dan keterbatasan masyarakat untuk berkembang.

“Kita harus memastikan bahwa pengusaha lokal mendapatkan porsi yang lebih besar dalam rantai nilai komoditas ini. Jika tidak, maka uang dan potensi daerah kita hanya akan terus mengalir keluar,” tambahnya.

RMD menyatakan bahwa salah satu solusi utama untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mendorong lebih banyak pengusaha muda untuk terlibat aktif dalam mengelola dan memaksimalkan potensi komoditas lokal. 

Selain itu, regulasi dan dukungan pemerintah juga harus diarahkan untuk mempermudah akses pengusaha lokal dalam rantai produksi dan pemasaran.

“Kita harus membangun pusat-pusat produksi di daerah, seperti penggilingan padi, pemilihan jagung, dan pusat pengolahan kopi, agar nilai tambahnya tetap di Lampung. Ini menjadi kunci untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang lebih merata,” jelasnya.

RMD juga menyoroti keterbatasan anggaran daerah yang menjadi tantangan besar dalam pembangunan. 

Dengan APBD yang terbatas, pembangunan berbasis usaha lokal menjadi solusi paling efektif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Pengusaha muda Lampung harus berani bermimpi besar. Dari usaha mikro, kita naik ke usaha kecil, menengah, hingga menjadi korporasi yang kuat. Jika ini tercapai, Lampung tidak hanya akan tumbuh ekonominya, tetapi masyarakat kita juga akan benar-benar menikmati hasilnya,” tutup RMD.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: