Komisi II DPRD Lampung: Tantangan Pertanian Jadi Fokus Utama untuk Gubernur Terpilih

Komisi II DPRD Lampung: Tantangan Pertanian Jadi Fokus Utama untuk Gubernur Terpilih

--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Rahmat Mirzani Djausal dan Jihan Nurlela akan dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung periode 2025-2030 pada 6 Februari mendatang oleh Presiden Prabowo Subianto.

Terkait hal ini, Komisi II DPRD Provinsi Lampung menyoroti bahwa sektor pertanian dan perkebunan akan menjadi tantangan besar bagi pasangan pemimpin terpilih tersebut.

Ketua Komisi II DPRD Lampung Ahmad Basuki mengungkapkan, Provinsi Lampung memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang luas serta subur, dengan banyaknya sumber daya manusia (SDM) petani yang produktif.

"Mayoritas masyarakat Lampung mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber kehidupan, dan kita memiliki SDM petani yang melimpah serta produktif," katanya, pada Rabu 28 Januari 2025.

BACA JUGA:Raih Saldo DANA Gratis Rp 300 Ribu Tanpa Deposit, Klaim Langsung Aplikasi Game Penghasil Uang Bisa Withdraw

Selain itu, ia juga menyoroti banyaknya industri pakan ternak di Lampung, yang menunjukkan ketersediaan bahan baku yang melimpah di wilayah ini.

"Lampung juga memiliki banyak smelter pengolahan komoditas pertanian, seperti pabrik singkong yang menghasilkan tapioka, pabrik penggilingan padi untuk beras, serta pabrik jagung yang menghasilkan pelet dan pakan ternak," imbuhnya.

Meski demikian, ia menyatakan bahwa saat ini petani di Lampung masih menghadapi kesulitan dalam mencapai kesejahteraan.

"Sayangnya, kenyataannya sebagian besar petani kita belum sejahtera. Biaya produksi tinggi, dan mereka membutuhkan akses terhadap bibit unggul, pupuk, serta obat-obatan dengan harga terjangkau," ungkapnya.

BACA JUGA:Sekda Bandar Lampung Sebut Pelantikan Wali Kota Terpilih Dilakukan di Istana Presiden

Ia juga menyampaikan keluhan petani mengenai biaya produksi yang tinggi, serta kelangkaan dan mahalnya bibit serta pupuk.

Terlebih, bencana alam seperti banjir yang sering melanda lahan pertanian, turut memperburuk kondisi.

"Petani juga masih menghadapi ketidakpastian harga yang adil. Ditambah lagi, bencana alam seperti banjir terus terjadi setiap tahun. Ini sangat ironis mengingat Lampung dikenal sebagai lumbung pangan dan pakan nasional, namun petaninya belum sejahtera," ungkapnya.

Untuk mengatasi masalah ini, Abas menyarankan agar pemerintah bersama pihak terkait melakukan riset ulang mengenai tata niaga komoditas pertanian di Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: