Tegaskan Jangan Ada Anak Miskin Tertinggal Dari Akses Pendidikan, DPRD Lampung Janji Kawal Ketat SRMA

Tegaskan Jangan Ada Anak Miskin Tertinggal Dari Akses Pendidikan, DPRD Lampung Janji Kawal Ketat SRMA

Anggota Komisi V DPRD Lampung Sasa Chalim.--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Komisi V DPRD Provinsi Lampung berencana melakukan pemantauan berkala ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 yang berada di Lampung Selatan.

Langkah itu diambil untuk memastikan bahwa tujuan awal dari pendirian sekolah tersebut, yaitu memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, dapat benar-benar terwujud.

Terkait hal itu, Anggota ,menyampaikan komitmennya untuk terus mengawasi jalannya proses pendidikan di SRMA.

Menurutnya, pengawasan akan dilakukan secara menyeluruh, mencakup penerapan kurikulum nasional, proses seleksi siswa, hingga upaya pencegahan terhadap tindakan perundungan di lingkungan sekolah.

BACA JUGA:Terkait Angkutan Batubara Yang Melintasi Jalan Lampung, Gubernur Mirza Surati Gubernur Sumsel

Pihaknya ingin memastikan pelaksanaan pendidikan di SRMA benar-benar sesuai standar operasional yang telah ditetapkan pemerintah pusat, terutama dalam penerapan kurikulumnya.

Ia juga menekankan pentingnya ketepatan dalam seleksi calon siswa, mengingat SRMA ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga dalam kategori miskin ekstrem atau masuk dalam Desil 1.

Dirinya menyebut, saat ini pihaknya masih menemukan indikasi siswa yang membawa barang-barang dengan nilai tinggi seperti ponsel mahal.

Hal itu akan menjadi perhatian DPRD karena program ini dirancang untuk mereka yang benar-benar membutuhkan, khususnya yang berada di kelompok masyarakat termiskin.

BACA JUGA:Sharp Kulkas Portable Mini, Rekomendasi Lemari Es Murah 1 Jutaan

Lebih lanjut, ia menyampaikan keprihatinan terkait potensi terjadinya bullying di sekolah.

"DPRD akan mendorong guru-guru yang bertugas, terutama yang tinggal di lingkungan sekolah (in-house teacher), agar lebih aktif dan dekat dengan siswa dalam mengawasi dinamika sosial mereka," ucapnya.

Dengan jumlah siswa yang relatif sedikit, yakni 75 orang, pihaknya berharap para guru bisa lebih intens membangun kedekatan dan memantau pergaulan siswa, agar tidak terbentuk kelompok-kelompok yang bisa memicu perundungan.

Ia juga menegaskan bahwa SRMA harus terus diarahkan agar berpihak pada masyarakat yang rentan, baik yang berada di pedesaan maupun di wilayah perkotaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: