disway awards

Maldives Jadi Negara Pertama Buat Larangan Merokok, Generasi Muda Tak Kenal Tembakau

Maldives Jadi Negara Pertama Buat Larangan Merokok, Generasi Muda Tak Kenal Tembakau

Maldives memberlakukan larangan pembelian dan penggunaan produk tembakau bagi anak muda--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Maldives telah menjadi negara pertama yang memberlakukan peraturan larangan membeli, merokok, ataupun penjualan tembakau bagi semua generasi muda yang lahir setelah 1 Januari 2007. 

Larangan ini mulai resmi berlaku sejak Sabtu, 1 November 2025.

Aturan tersebut diharapkan dapat menumbuhkan generasi yang lebih sehat dan bebas dari zat adiktif maupun asap rokok berbahaya.

Menteri Kesehatan Maldives menyatakan lewat siaran pers Larangan ini merupakan komitmen pemerintah untuk menjaga generasi muda dari bahaya merokok, hal ini telah menjadi obligasi negara menurut Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (WHO FCTC).

BACA JUGA:Rumah Kosong di Kupang Teba Terbakar, Diduga Akibat Puntung Rokok Menyala

Sebelumnya, sebanyak 168 negara telah menandatangani perjanjian internasional yang dibuat dibawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Perjanjian tersebut membahas soal strategi regulasi terkait substansi adiktif seperti tembakau. 

Beberapa negara telah memberlakukan larangan merokok berdasarkan geografi lokasi, seperti di tempat umum.

Atau hanya dibolehkan di tempat tertentu, tapi belum secara nasional ataupun beradasarkan generasi. 

BACA JUGA:Bea Cukai Sumbagbar Tindaklanjuti Laporan Rokok Ilegal yang Masuk ke Menkeu

Maldives, negara yang terkenal lewat wisatanya tersebut, telah menjadi negara pertama yang memberlakukan larangan merokok generasi di tingkat nasional.

Disebut sebagai "Generational Ban" atau larangan bagi satu generasi, mengartikan bahwa generasi yang lahir setelah 1 Januari 2007--berdasarkan peraturan di Maldives--seumur hidupnya tidak akan diperbolehkan untuk membeli dan menghisap rokok.

Larangan ini akan terus berlaku, bahkan setelah mereka tumbuh dewasa dan tidak lagi berstatus anak dibawah umur. 

Dikutip dari Guardian, gerakan ini didorong oleh Presiden Mohamed Mizzu sejak awal tahun 2025.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: