Survei Terbaru Ungkap 80 Persen Masyarakat Puas dengan Kinerja Jokowi-Ma'ruf Amin, Ternyata Ini Alasannya
Presiden Jokowi. (Foto Dok. Sekpres)--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Hasil Survei Center for Political Communication Studies (CPCS) menyebutkan sebesar 80,6 persen responden merasa puas dengan kinerja Pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Kinerja Pemerintahan Presiden Jokowi dinilai publik berhasil menangkal krisis ekonomi dan inflasi.
“Dinilai sukses menangkal krisis ekonomi dan inflasi, publik puas terhadap kinerja Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf,” ungkap Direktur Eksekutif CPCS Tri Okta, Kamis 4 Agustus 2022, ,melansir FIN.
Dari 80,6 persen yang merasa puas, bahkan sebanyak 9,3 persen responden merasa sangat puas dengan Pemerintahan Presiden Jokowi.
BACA JUGA:Baru Satu Partai Politik di Lampung Manfaatkan Layanan Helpdesk
Meski demikian, katanya, gejolak inflasi diprediksi masih bakal terus berlangsung selama beberapa waktu ke depan.
Pemerintah dihadapkan pada tantangan untuk menjaga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) supaya tidak jebol untuk menahan subsidi, agar kenaikan harga berbagai komoditas tak terlampau tinggi.
“Sejumlah kritik masih dilancarkan, seperti kewajiban menggunakan aplikasi MyPertamina untuk membeli BBM bersubsidi, hingga masih tingginya harga minyak goreng dan sejumlah komoditas pangan lainnya,” ungkap Okta.
Pemerintah wajib mencari solusi guna meredam inflasi agar tak membangkitkan protes seperti di banyak negara.
BACA JUGA:Sempat Berlabuh ke PDIP dan PAN, Apa Alasan Miing Kini Bersandar di Partai Gelora?
Sementara, sebanyak 18,1 persen publik masih merasa tak puas dengan kinerja Jokowi, di antaranya 0,8 persen sangat tidak puas, sisanya tidak tahu/tidak jawab 1,3 persen.
Ia menuturkan, gejolak inflasi dipicu oleh sejumlah faktor seperti pandemi, invasi Ukraina, hingga masalah lokal serta cuaca yang menghantui banyak negara di dunia.
Sri Lanka merupakan korban pertama yang mengalami huru-hara, demonstrasi, hingga penggulingan pemerintahan.
Indonesia yang kini mendapat giliran menjabat Presidensi G20 tergerak untuk ikut meredam gejolak kenaikan harga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: fin