Ada Pemasukan untuk Kampung, Pakai Aplikasi Demi Transparansi

Rabu 04-11-2020,06:53 WIB
Editor : Widisandika

Penerima bantuan pangan nontunai (BPNT) tahun 2020 di Lampung tercatat sebanyak 638.342 kelompok penerima manfaat (KPM) dengan 2.370 e-warung sebagai penyalurnya. Nah, salah satu keluhan dari KPM dalam proses penyaluran adalah transparansi pembagian pihak distributornya. Namun, tidak demikian halnya dengan KPM di di Kampung Variagung dan Kurniamataram Seputih Mataram, Lampung Tengah. BPNT di kelola Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) setempat. Tak hanya transparan bagi KPM tetapi juga bisa menghasilkan bagi BUMK.   Laporan Syaiful Mahrum, Lampung Tengah   Siang (2/11), Sudiyanto tampak antusias menunggu di depan Balai Kampung Variagung, Lampung Tengah. Kepala Kampung Variagung ini baru saja mengikuti proses penyerahan sertipikat program prona untuk warganya. Sudah satu bulan ini BUMK menyalurkan BPNT. Sudiyanto mengaku gembira dengan proses penyaluran yang berjalan lancar. “Baru satu bulan ini dikelola BUMK. Di Variagung ini ada sekitar 398 KPM. Selain Variagung, Kampung Kurniamataram juga dikelola BUMK. Jumlah KPM-nya sebanyak 315,\" jelas Sudiyanto kepada wartawan. Sebelum dikelola BUMK, kata Sudiyanto, KPM hanya menerima beras 11 kg, telur 15 butir, buah pir 1 kg, kentang 1 kg, dan kacang hijau 1/2 kg. \"Item yang diterima KPM dari e-warung pernah ada keluhan. Di antaranya kualitas berasnya kurang bagus atau kurang enak dan buahnya busuk. Tapi tidak diganti dan KPM tetap menerima,\" ujarnya. Namun, setelah dikelola BUMK, KPM bisa menerima kualitas beras cukup baik 12 kg, telur 20 butir, buah pir 1 kg, kentang 1 kg, dan kacang hijau 1/2 kg. \"Jika kualitas item yang diterima dinilai KPM kurang baik langsung diganti dengan kualitas yang baik,\" ungkapnya. Bahkan, Sudiyanto menyatakan dengan BPNT dikelola BUMK bisa menghasilkan pemasukan bagi kampung. \"Kampung ada pemasukan setelah BPNT dikelola BUMK. Bulan lalu saja, kampung ada pemasukan sekitar Rp8.000.000 dari penyaluran BPNT. Belum lagi biaya gesek dapat Rp1.000.000,\" katanya. Pemasukan dari BUMK ini, digunakan kembali untuk masyarakat. Yakni untuk membangun tempat menampung item BPNT. \"Pemasukannya kita gunakan untuk membangun bangunan 18 x 8 meter ini. Ini rencananya untuk tempat item-item BPNT yang akan diterima KPM. Kita bangun secara swadaya bersama masyarakat demi kemajuan kampung,\" ungkapnya. Terkait item BPNT yang akan diterima KPM, kata Sudiyanto, beberapa item diantaranya cukup disediakan dari wilayah kampung saja. Misalnya untuk beras dan telur. Sehingga, di kampung ada perputaran uang. \"Ngambil dari kampung sini aja. Beras banyak dan telur banyak di sini. Paling buah, kentang, dan kacang hijau dicari dari luar. Dengan begini perputaran uang ada di kampung. Kehidupan ekonomi masyarakat bisa meningkat,\" katanya. Waktu KPM bisa mengambil BPNT, biasanya setiap tanggal 15 setiap bulan. \"Biasanya satu minggu setelah saldo masuk. Saldo masuk biasanya tanggal 3-6. Seminggu atau tanggal 15, KPM bisa menerima BPNT,\" ujarnya. Dalam upaya menerapkan asas transparansi, kata Sudiyanto, BUMK juga memanfaatkan aplikasi. Menurutnya, dengan aplikasi tersebut pengelola mengetahui item apa saja yang sudah diterima KPM dan jumlahnya. “KPM juga bisa meminta item sesuai kebutuhan. Jadi nanti tak melulu item itu saja yang diterima KPM. Bagi yang tak memiliki android bisa lapor, nanti dimasukkan sesuai pesanan,\" ungkapnya. Aplikasi tersebut bernama Usahamu. Aplikasi ini sendiri digawangi anak-anak muda Lampung yang tergabung dalam Radar Digital Development. Dalam aplikasi ini, para pengelola e-warung akan lebih mudah mendistribusikan barang dan produk untuk para KPM. Saat dikonfirmasi wartawan, Rona Budianto CEO Radar Digital Develpoment menyatakan, fitur yang tersedia dalam aplikasi Usahamu akan membuat e-warung lebih tertib dalam administrasi dan saat penyaluran produk BPNT. Misalnya, saat e-warung menyalurkan BPNT akan ada invoice dan data histori transaksi yang bisa dibuka kapanpun saat ada audit. Dan juga penyimpanan berbasis cloud. Karenanya, aplikasi ini juga mendukung proses transparansi dalam penyaluran BPNT oleh e-warung. “Aplikasi ini akan sangat support untuk program e-warung karena e-warung yang diharapkan pemerintah untuk memutar roda ekonomi di kampung dengan menggabungkan konsep warung offline dan online. Semua fitur akan support itu,” tutupnya. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait