Lampung Harus Cari Negara Baru Tujuan Ekspor

Senin 15-04-2019,16:03 WIB
Editor : Kesumayuda

Radarlampung.co.id - Neraca perdagangan luar negeri provinsi Lampung mengalami surplus sebesar USD73,56 juta pada bulan Maret 2019. Meski begitu, surplus yang dialami bulan ini, tidak sebesar bulan sebelumnya yang tercatat USD90,87 juta.

Kepala seksi Niaga dan Jasa BPS Lampung, Nasrulloh Arsyad mengatakan, hal ini lantaran nilai ekspor provinsi Lampung yang mengalami penurunan di beberapa komuditi. Seperti bubur kayu/pulp, lemak dan minyak hewan/nabati, kopi, teh, rempah-rempah, serta ampas/sisa industri makanan.

\"Ekspor lemak dan minyak hewan/babati kalau dilihat dari bulan ke bulan terus menurun. Bulan sebelumnya sempat turun 18 persen dan sekarang turun lagi 20 persen, padahal termasuk komuditi primadona,\" katanya saat rilis data di kantor BPS Lampung, Senin (15/4).

Menurutnya, penurun ini lantaran adanya kebijakan protektif dari negara Uni Eropa, untuk membatasi masuknya lemak dan minyak hewan/babati masih terus berlanjut hingga saat ini. Pasalnya, negara-negara tersebut sedang mengembangkan minyak alternatif dari bunga matahari.

\"Untuk mengantisipasi ini, maka kita harus melakukan terobosan dengan mencari negara tujuan ekspor baru. Karena, akan sulit diandalkan kalau hanya mengekspor ke negara tujuan tradisional di Uni Eropa saja,\" tambahnya.

Berdasarkan data BPS provinsi Lampung, negara utama tujuan ekspor provinsi Lampung di bulan Maret 2019, antara lain India mencapai USD39,87 juta, Tipngkok USD22,49 juta, Amerika USD21,97 juta, Korea Selatan USD15,39 juta dan Pakistan USD11,86 juta.

\"Untuk saat ini negara baru yang menjadi tujuan ekspor provinsi Lampung itu diantaranya Korea Selatan dan Pakistan. Sedang negara lainnya merupakan negara-negara yang memang sudah menjadi langganan ekspor Lampung sebelumnya,\" tandasnya. (Ega/kyd)

Tags :
Kategori :

Terkait