Banpol-PP Amankan 13 Manusia Gerobak

Rabu 06-04-2022,17:10 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID - Merebaknya \'manusia gerobak\' seakan tak pernah ada habisnya, meski telah ditertibkan keberadaannya. Terutama di saat bulan Ramadhan. Mengantisipasi manusia gerobak, Badan Polisi Pamong Praja (Banpol-PP) Bandarlampung telah melakukan rapat internal dan memetakan daerah yang rawan dipadati manusia gerobak. Setidaknya, dari sebelum puasa hingga hari ini (6/4), Banpol-PP Bandarlampung telah mengamankan 13 manusia gerobak. Para manusia gerobak tersebut diamankan di jalan-jalan protokol Kota Tapis Berseri. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Banpol-PP Bandarlampung Anthoni Irawan mengatakan, pihaknya telah menempatkan personil untuk menyisir daerah yang rawan manusia gerobak, manusia silver, anak jalanan, dan sejenisnya. Adapun daerah yang telah dipetakan marak manusia gerobak dan sejenisnya yaitu lampu merah Jl. Urip Sumoharjo, lampu merah Jl. Sultan Agung, bawah Flyover MBK, Jl. Ahmad Yani, Jl. Raden Intan, Tugu Adipura, bawah Flyover Satelit, dan Jl. Sudirman. Kata Anthoni, langkah yang pihaknya ambil terkait anak jalanan dan manusia silver adalah dengan mengamankan ke kantor Banpol-PP dan melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial untuk melakukan pembinaan. \"Tim Tibum dari Banpol-PP juga rutin melakukan patroli siang dan malam hari,\" ujarnya, Rabu (6/4). Untuk manusia gerobak, Camat Kedamaiam itu mengungkapkan, akan mengamankan orang berikut gerobaknya yang akan disita. \"Kita sita gerobaknya dan tidak akan kita kembalikan sampai habis lebaran,\" ucapnya. Pasca lebaran, lanjut Anthon, gerobak yang disita akan dikembalikan dengan diberi peringatan untuk tidak kembali melakukan aktivitas serupa. \"13 gerobaknya saat ini kita amankan di kantor Banpol-PP, sedangkan orangnya kita data dan beri pembinaan,\" tuturnya. Ke-13 manusia gerobak terjebut, menurut Anthoni diamankan di beberapa titik, yaitu Tugu Adipura, Jl. A. Yani, Jl. Radin Intan, Jl. Kartini di depan Moca, di bawah flyover MBK, dan di lampu merah Urip Sumoharjo. Disinggung apakah manusia gerobak tersebut murni pemulung, Anthoni mengatakan bahwa kebanyakan manusia gerobak bukanlah pemulung. Para manusia gerobak berinisiasi melakukan aktivitas tersebut dengan harapan mendapat sumbangan dari masyarakat. \"Mereka sebenarnya bukan pemulung, mereka memang berinisiasi melakukan itu dengan harapan ada sumbangan dari masyarakat yang melihat kegiatan mereka. Didata kita 80 persen (manusia gerobak, red) dari luar Bandarlampung, seperti dari Lampung Selatan, Lampung Tengah, bahkan ada dari Lampung Timur. Juga dari pulau Jawa,\" ungkapnya. Terkait teknis pelaksanaan manusia gerobak, dijelaskannya bahwa para manusia gerobak kebanyakan membuat gerobak dari biaya pribadinya. Dengan harapan mendapat omset keuntungan dari aktivitas menjadi manusia gerobak. \"Dengan aktivitas manusia gerobak ini, mereka bisa memperoleh keuntungan. Pengakuan mereka terkait keuntungan gak tentu, ada yang kisarannya Rp100 ribu,\" terangnya. Ditanya terkait kesulitan dalam penertiban, Anthoni mengatakan bahwa Banpol-PP menertibkan dengan sistem patroli menggunakan kendaraan truk yang besar, sehingga saat petugas datang ke lokasi terjadi kucing-kucingan. \"Itu kesulitan, tapi ini tidak jadi kendala berarti. Kita juga tempatkan peronel kita menjaga lokasi-lokasi rawan itu, kalau memang dirasa perlu, anggota akan koordinasi dengan tim Tibum, kita angkut ke kantor Banpol-PP,\" ungkapnya. (pip/sur)

Tags :
Kategori :

Terkait