Musim Kemarau, Petani Tubaba Khawatir Kebakaran Semakin Meluas

Rabu 11-09-2019,22:18 WIB
Editor : Kesumayuda

radarlampung.co.id - Kebakaran hutan dan lahan, hingga perkebunan karet milik masyarakat yang terjadi di beberapa titik dalam Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) menimbulkan kekhawatiran akan kebakaran lahan yang semakin meluas. Ini mengingat musim kemarau hingga saat ini tak kunjung usai.

Berdasarkan pantauan dan informasi yang didapat, setidaknya sudah ada belasan hektar perkebunan karet yang terbakar, terhitung sejak Juli hingga September 2019.

“Kami khawatir sekali, karena perkebunan kami sekarang juga kering, terutama rontokan daun akibat musim ini. Hal ini tentu sangat rentan terbakar, apalagi kami mendengar kebakaran perkebunan karet sudah terjadi di beberapa wilayah. Kami hanya berharap musim kemarau dapat segera berlalu,” ungkap Kardi (45), petani karet di Kecamatan Tuba Udik, Rabu (11/9).

Sementara itu, untuk menghindari kebakaran lahan, sejumlah petani karet di wilayah Tubaba melakukan pembersihan lahan perkebunan karet dengan menyapu dedaunan yang rontok akibat kemarau. Cara tersebut, dinilai paling optimal untuk menghindari kebakaran.

“Dengan disapunya daun-daun ini dapat menghindari api membakar perkebunan karet ini. Caranya dahan dan daun dikumpulkan di tengah-tengah barisan pohon karet dan dibakar secara bertahap. Pencegahan ini perlu dilakukan, sebab jika lahan perkebunan karet terbakar maka akan menyebabkan karet tidak bisa berproduksi bahkan mati,”ujar salah seorang petani.

Ditemui di ruang kerjanya, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (SatPol PP) Kabupaten Tubaba Sujatmiko menyebutkan, hingga saat ini sudah ada 3 (tiga) titik kebakaran perkebunan karet yang terpantau dan ditangani oleh tim Pemadam Kebakaran (Damkar), yakni di Pagar Dewa, serta Tiyuh Bandar Dewa, dan Menggala Mas kecamatan Tuba Tengah.”Dari tiga titik tersebut, perkiraan ada belasan hektar yang terbakar,” ungkapnya.

Pihaknya belum bisa memastikan penyebab kebakaran tersebut, namun menurutnya ada banyak hal yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran, mulai dari faktor alam yang memang dalam keadaan kemarau sampai dengan faktor kelalaian.

“Kalau musim kering seperti saat ini, hal sepele saja kalau tidak hati-hati bisa menyebabkan kebakaran. Misalnya tidak sengaja membuang puntung rokok, baik saat berada di perkebunan ataupun sekedar melintas dan membuangnya begitu saja. Nah, hal ini yang juga harus diperhatikan oleh masyarakat, jangan sampai hal yang dianggap biasa justru dapat membahayakan,” tandasnya.

Untuk itu, pihaknya menghimbau masyarakat agar dapat lebih berhati-hati dalam menjaga lahan perkebunannya, apalagi saat ini daun karet yang rontok akibat musim trek sangat mudah terbakar.

“Kami juga bersiaga penuh selama 24 jam walaupun sebenarnya dengan cakupan wilayah yang luas tentu dua armada yang ada saat ini belum bisa maksimal melayani masyarakat. Apalagi tidak hanya kebakaran lahan saja yang perlu diantisipasi, mengingat beberapa kali juga telah terjadi kebakaran rumah. Kalau untuk personil sudah cukup,”pungkasnya.(fei/rnn/kyd)

Tags :
Kategori :

Terkait