Cinta Tanah Air Sang #Bankirpemberdaya

Jumat 21-05-2021,23:59 WIB
Editor : Widisandika

RADARLAMPUNG.CO.ID- BTPN Syariah punya cara tersendiri untuk merangkul nasabah. Melalui kegigihan tim Comunity Officer mereka, hingga saat ini ada ratusan ribu nasabah perempuan yang berhasil dibina dan mampu membantu perekonomian keluarga. Terdiri dari Senior Bisnis Manager, Mia Tania; Bisnis Manager Siti Wakidah; dan Comunity Officer, Mudhawaroh. Pola pendekatan \"kekeluargaan\" yang tak semata mata mengedepankan pola perbankan menjadi langkah jitu BTPN Syariah lebih dekat dengan masyarakat. “Sebagai bankirpemberdaya, dimana pun kami berada, kami bahagia bisa memberi manfaat bagi ibu-ibu di pelosok negeri. Membantu mereka mewujudkan hidup yang lebih berarti,” katanya Comunity Officer, Mudhawaroh. Memberi harapan mewujudkan mimpi nasabah menggali mimpi termasuk role model (contoh), menurut Comunication Head, Ainul Yaqin bisnis ini sangat clear. “Bukan berdasar referensi namun menggali serta mengajak berusaha merupakan langkah yang di lakukan BTPN Syariah untuk dekat dan menyalurkan pinjaman ke masyarakat,” jelasnya. Di tambahkan oleh Andi Setyo, Kepala Pembiayaan Lampung, pihaknya juga berupaya semaksimal mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dimana semakin banyak sentra maka personil ditempatkan lebih banyak. Bankirpemberdaya yang menjadi ujung tombak BTPN Syariah dan bersentugan langsung dengan nasabah siap mendampingi dan megedukasi sesuai kebutuhan ibu ibu. “Kita tempatkan petugas dengan penyiapan tempat tinggal di area tertentu supaya dekat dengan nasabah,” ungkapnya. Dia menjelaskan, setiap sentra akan didampingi oleh petugas lapangan terlatih yang biasa disebut Community Officer. ”Secara rutin Community Officer kami melayani dan memberikan pendampingan kepada nasabah dengan cara bertemu di tempat-tempat nasabah,” katanya. Lanjut Distributor Head Sumatera, Firmansyah, BTPN Syariah hadir pada segmen masyarakat menengah dan prasejahtera yang selama ini tak terlayani (unbankable). “Bukan hanya transaksional, bankirpemberdaya yang terdiri dari anak anak muda siap memberikan pelayanan. Tak hanya yang punya usaha tapi juga yang baru memulai usaha,” jelasnya. BTPN Syariah membuka akses perempuan keluarga prasejahtera produktif yang ada di pelosok negeri, dari Aceh hingga di Nusa Tenggara Timur, dan salah satunya di ujung selatan Sumatera, yaitu Lampung. Ini merupakan bentuk nyata bakti para bankirpemberdaya dalam upaya mensejahterahkan masyakat dari pelosok negeri. Hingga kini jumlah nasabah terus bertumbuh kurang lebih 152 ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Lampung yang dilayani dan tumbuh bersama dengan pembiayaan yang tersalurkan kurang lebih Rp 541 Miliar. Berdasarkan jumlah itu, keseluruhannya merupakan upaya dari ketangguhan para #bankirpemberdaya, bankir yang memberikan pemberdayaan kepada perempuan keluarga prasejahtera produktif. Selain melayani dengan penuh hati, sosok #bankirpemberdaya juga menjadi role model dalam membangun perilaku unggul nasabah, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS). Diantara ratusan ribu nasabah tersebut, Sayyidah menjadi salah satu nasabah beruntung yang kini telah menikmati manfaat yang diberikan para bankirpemberdaya BTPN Syariah. Lewat kelompok yang di namai Sejahtera, ibu ibu yang juga tetangganya kini juga ikut menjalankan kegiatan ekonomi produktif lainnya. Ada yang bergerak membuka warung termasuk juga usaha makanan ringan lainnya. Mereka juga mendapat pendampingan dari tim Community Officer, bankirpemberdaya yang bertugas di BTPN Syariah Pringsewu. Bersama Bankirpemberdaya, Sayyidah Berjuang Sempat terpuruk akibat tokonya kebakaran hingga tak mampu lagi menjalankan usaha akibat tak ada lembaga pembiayaan yang mau meminjamkan modal. Namun kini Sayyidah mampu bangkit ,bertahap usaha yang di rintisnya di bawah binaan BTPN Syariah di pekon Waluyojati kecamatan Pringsewu terus menggeliat. “Ida Ayu” produk makanan ringan (Camiian) yang di kelola bersama Yudi suaminya mampu menembus pemasaran hingga ke kabupaten Tanggamus, Lamteng, Bandar Lampung serta beberapa daerah lainnya. Tak hanya keluarga, di tengah usaha yang terus maju selain mampu memberdayakan orang lain sebagai pekerja. Langkah inspiratifnya bersama BTPN Syariah juga menggugah semangat warga di lingkungannya untuk menggerakkan ekonomi melalui berbagai usaha. Dua kali korban kebakaran Sebelum menjalankan usahanya seperti yang sekarang Sayyidah membuka toko grosir Sembako di pasar Terminal Pringsewu. Namun nasib berkata lain, kebakaran di pasar membuat toko beserta isinya habis di lalap si jago merah. “Dalam setahun sampai dua kali jadi korban kebakaran,” ungkapnya saat tim dari BTPN Syariah terdiri dari Distributor Head Sumatera Firmansyah,Andi Setyo kepala pembiayaan Lampung, comunication head Ainul Yaqin menyambangi usahanya. Sementara barang yang terbakar merupakan titipan. “Jadi saya harus membayarnya,ahirnya suami saya pinjam uang sampai Rp 200 an juta. Itupun masih kurang,“ ungkapnya mengenang. Sayyidah tak dapat lagi menjalankan usahanya akibat ketiadaan modal. “Saya terpuruk, tak ada modal untuk usaha. Jadi pengangguran,” akunya. Sempat Tak ada Perbankan yang Memberi Pinjaman Di tengah musibah yang menimpanya, dia berusaha bangkit. Namun apa daya tak ada lagi modal untuk menjalankan usaha. Termasuk untuk kebutuhan sehari hari juga seadanya. Berbekal surat tanah termasuk surat kepemilikan kendaraan Sayidah berupaya mencari pinjaman perbankan. “Bawa surat tanah termasuk BPKB untuk di jaminkan tapi tak ada yang memberi,” ceritanya sedih. Dirinya sempat kecewa namun hal ini tak menyurutkan buatannya untuk maju.   BTPN Syariah Hadir sebagai penyelamat Di tengah kondisi ekonomi yang tak menentu. Serta ingin bangkit namun tak kuasa karena tak memiliki finansial hal ini ahirnya menjadi pintu jalinan kerjasama Sayyidah dengan bank BTPN Syariah. “Alhamdulilah ahirnya saya di pertemukan dengan petugas dari Bank BTPN Syariah,” terangnya. Dirinya mencurahkan isi hati terhadap apa yang di alaminya. Gayung bersambut pinjaman sebesar Rp5 juta di kucurkan. Sehingga dapat menjalankan usaha barunya dengan produk Stik pedas yang paling laku serta kerupuk jengkol dan lainnya. “Waktu itu uang Rp5 juta bisa dapat banyak untuk membeli bahan baku,” urainya. Seiring usahanya yang terus berkemvang serta jalinan kepercayaan BTPN Syariah yang hingga kini sudah berlangsung Enam tahun bantuan permodalan yang di berikan juga terus meningkat. “Awalnya hanya Rp 5 juta tapi sekarang pinjaman modal BTPN Syariah sudah Rp 40 juta. Terimakasih atas kepercayaan yang di berikan,” terang Sayyidah. (Agus/ega/wdi)

Tags :
Kategori :

Terkait