Didik : MS Sempat Video Call Ceritakan Anak dan Kondisi Rumah

Kamis 09-01-2020,20:04 WIB
Editor : Yuda Pranata

radarlampung.co.id - Didik Santoso (30), suami almarhum MS (28) warga Bangun Jaya, RT 4, RW 4, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) meminta agar tersangka pemerkosaan dan pembunuhan terhadap istrinya dapat dihukum seberat-beratnya. Bahkan bila perlu dapat diberi hukuman mati atau minimal seumur hidup.

Didik menjelaskan, terakhir kali dirinya berkomunikasi dengan istri tercintanya sekitar Pukul 00.05 WIB, malam Rabu, (8/1) atau tiga jam sebelum kejadian. Meskipun hari itu merupakan hari terakhir, tidak ada firasat apapun yang dirasakan olehnya. Sebab, pada malam itu, dirinya masih berkomunikasi seperti biasa dengan istrinya.

\"Nggak ada firasat apa-apa. Saat Video Call itu, Dia (MS,red) sempat kasih liat anak-anak saya yang sedang tidur di depan TV, karena biasanya mereka tidur di depan TV bersama anak-anak saya,\"ungkap Didik sesaat menjelang takziah bakda Salat Isya.

Guna mencukupi kebutuhan keluarga, Didik mengaku sudah 15 hari berangkat ke Jakarta untuk bekerja sebagai kuli bangunan di Apartemen Kelapa Gading. Namun lantaran kondisi Jakarta yang belum menentu akibat serangan banjir, maka Ia pun belum bekerja secara penuh.

\"Selama 15 hari di Jakarta, hanya sembilan hari yang bekerja. Ya mau gimana, Jakarta sedang banjir, jadi gak kerja,\" katanya di hadapan puluhan jamaah takziah kepada radarlampung.co.id.

Yang membuat hatinya sakit, lanjut Didik, malam itu dirinya telah mengirimkan uang sebanyak Rp200 ribu kepada temannya untuk diberikan kepada almarhum. Uang itu untuk kebutuhan sehari-hari anak dan istrinya lantaran saat video call dengan almarhum malam itu, belahan jiwanya itu menyatakan bahwa semua makanan di dapur telah habis, seperti cabe, bawang merah, bawang putih, rampai dan sayuran lainnya.

\"Saya pinjam uang sama bos. Karena saat itu saya belum gajian meski sudah sempat bekerja selama 10 hari. Karena bekerja di proyek-proyek bangunan Jakarta gajian setiap 15 hari, sementara saya harus libur selama 4 hari akibat banjir yang melanda ibukota. Makanya saya meminjam uang sebesar Rp200 ribu untuk dikirimkan kepada anak dan istri saya di sini. Tapi nyatanya uang belum sampai ke tangan Mereka, dia telah kembali ke sang Maha Pencipta,\"papar Didik dengan suara serak menahan kesedihan. Sebelum keberangkatan Didik ke Jakarta, tidak ada firasat apapun yang dirasakan pria beranak dua ini. Karenanya ketika berangkat dari rumah berdinding papan dengan ukuran sekitar 4x6 meter tersebut, Didik meminta agar istrinya dapat menjaga anak-anaknya. Kepada kedua anaknya, pria yang dikenal ulet dalam bekerja ini berpesan kepada kedua buah hatinya bahwa ia akan mencari uang untuk membeli jajan anak-anaknya.

\"Malam itu kami seperti biasa, kumpul anak dan istri saya. Saya pesan ke istri saya agar jaga anak dan kepada anak saya bilang bapak ke Jakarta untuk cari uang buat beli jajan,\"papar Didik di rumah orang tuanya yang berjarak sekitar 600 meter dari rumah korban. Mulyono (60) dan Mbah Saimin (65) orang tua dari Didik dan MS meminta agar penegak hukum dapat menggunakan hati nuraninya dalam memberikan hukuman kepada kedua tersangka. Sebab, yang membuat mereka merasakan sakit adalah dua anak almarhum yang masik kecil. Trauma psikis tentu sangat berdampak kepada kedua cucunya. \"Makanya kami minta dan mohon keadilan, ini anak kami dibunuh secara keji,\"tutur Mulyono lagi. (fei/yud).

Tags :
Kategori :

Terkait