Diserang, Petani-DTPH Lambar Kompak Perangi Tikus

Selasa 16-10-2018,17:43 WIB
Editor : Redaksi

Radarlambar.com - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Kabupaten Lambar melakukan gerakan pengendalian hama tikus (Gropyokan) di lahan seluas 80 Hektar (Ha) milik empat kelompok tani (Poktan) di Kecamatan Sukau, Selasa (16/10). Gerakan pengendalian hama tikus itu dipimpin langsung Plt. Kepala DTPH Ir. Agustanto Basmar, M.Si beserta tim dari DTPH serta jajaran penyuluh pertanian BPP Kecamatan Sukau. “Kita bersama BPP Kecamatan Sukau dan sekitar 56 petani melakukan gerakan pengendalian hama tikus di lahan persawahan seluas 80 Ha, yaitu milik Poktan Ganda Suli seluas 20 Ha, Poktan Sertani seluas 20 Ha, Poktan Tunas Setiwang 20 Ha, dan 20 Ha milik Poktan Gumilang Jaya,” ujar Plt. Kepala DTPH Ir. Agustanto Basmar, M.Si, Selasa (16/10/2018). Dijelaskannya, guna memberantas hama tikus tersebut, pihaknya memberikan bantuan kepada Poktan berupa racun tikus jenis umpan (Petrokum) sebanyak 4 bok atau sebanyak 80 Kilogram. “Petani dan penyuluh pertanian terlihat antusias melakukan gerakan hama tikus tersebut. Teknis pengendalian dengan pemberian umpan pada sarang tikus yang diduga masih dihuni oleh hama tikus dan tempat-tempat lain yang diperkirakan sebagai sarang tikus, seperti saluran pengairan, pinggiran sungai, tempat-tempat penampungan padi pada saat panen (lumbung pangan di sekitar hamparan sawah),” kata dia. Agus mengimbau kepada petani sebaiknya sebelum pengolahan tanah di areal persawahannya agar dilakukan pengendalian hama tikus (Gropyokan) secara serentak. Hal itu sebagai antisipasi untuk mencegah perkembangbiakan tikus yang begitu cepat karena sepasang tikus dalam 28 hari akan berkembang biak menjadi 8-12 ekor. “Jadi kita imbau kepada petani untuk melakukan pengendalian hama tikus, sebelum melakukan pengolahan tanah. Karena jika hama tikus tersebut tidak dibasmi maka dikhawatirkan nantinya akan berdampak terhadap tanaman padinya,” imbuhnya. Seraya menambahkan, gropyokan sengaja dilakukan dalam rangka persiapan sehabis panen agar populasi tikus menurun dan tingkat serangan hama tikus akan berkurang, sehingga ketika petani menanam padi maka lahan tersebut siap untuk ditanam dan terhindar dari serangan hama. “ Untuk itu dengan adanya gropyokan, tidak hanya membasmi tikus saja. Tetapi menutup sarang tikus yang berada di tanggul pertanian,” ucapnya. Dikatakan, kedepan gropyokan tikus tetap dilakukan pada semua wilayah khususnya daerah central pertanian guna memberantas tikus dalam rangka mendukung ketahanan pangan. “Semoga saja dengan adanya kegiatan gropyokan ini dapat membantu petani dalam hal proses penanaman padi, dan diharapkan produksi padi meningkat sehingga penghasilan petani bertambah,” pungkas Agustanto. (lus/apr)

Tags :
Kategori :

Terkait