GoPlate : Piring Ramah Lingkungan Sekali Pakai

Senin 16-09-2019,09:17 WIB
Editor : Widisandika

UNTUK memotivasi dosen melakukan riset sekaligus berbagi manfaat kepada masyarakat, Radar Lampung Online dan SKH Radar Lampung bekerja sama dengan Universitas Lampung untuk memublikasikan hasil-hasil riset pilihan. ------------------------------------ PLASTIK sekali pakai yang sering digunakan merupakan penyumbang masalah terbesar dalam pelestarian lingkungan di dunia. Plastik awalnya merupakan material terbaik sebagai pembungkus makanan karena sifatnya yang tahan lama dan harganya murah. Namun di luar dugaan, penggunaan plastik secara tidak berkelanjutan menjadi bahaya mengancam bumi. Penggunaan plastik sekali pakai pada piring, kotak makanan, sendok dan garpu, serta sedotan menyumbang dampak buruk yang signifikan terhadap lingkungan ketika dibuang setelah digunakan. Setiap tahun 4,8–12,7 juta ton sampah plastik baru ke laut dan sebagian besar adalah plastik sekali pakai. Hanya sebagian kecil dari plastik ini (kurang dari 10%) yang didaur ulang, sedangkan sisanya berakhir di tanah dan lautan. Pemanfaatan piring sekali pakai (disposableplate) dilakukan umumnya karena ringan, ekonomis, dan tidak perlu dicuci. Terutama karena bisa dibuang setelah dipakai. Piring sekali pakai biasanya dibuat dari bahan plastik atau styrofoam. Bahan tersebut digunakan karena awet, mudah dibentuk, dan ekonomis walau tidak biodegradable (dapat terdekomposisi dengan mudah oleh bakteri). Produk pengganti dari plastik sangat dibutuhkan agar kemudian penggunaan plastik dapat diturunkan. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penggunaan piring berbahan dasar daun. Piring ini diposisikan sebagai produk pengganti piring plastik sekali pakai. Sehingga, dilakukan penelitian Go-Plate (Go-greenPlate – Piring Komposit Daun Ramah Lingkungan) untuk pemanfaatan bahan yang bersifat biodegradable dalam mengurangi dampak polusi terhadap alam. Riset dipimpin Martinus (Dosen Teknik Mesin Universitas Lampung) ini menunjukkan bahwa Go-Plate memiliki aroma khas yang nyaman ketika digunakan serta mengurangi pencemaran lingkungan karena dapat terurai ketika dibuang. Penelitian ini bertujuan mendapatkan proses produksi Go-Plate yang memenuhi kualitas dari segi ekonomis, durabilitas, dan higienis. Salah satu kualifikasi yang harus dipenuhi adalah kemampuan Go-Plate untuk dapat digunakan pada makanan panas dan berkuah. Metode penelitian terdiri dari empat tahapan. Yaitu perancangan solusi (penentuan bahan daun dan perancangan mesin cetak), pembuatan alat cetak, pembuatan piring, dan pengujian piring. Pengujian piring dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengujian internal untuk menjamin kualitas yang diharapkan dapat dicapai. Pendaftaran paten dilakukan setelah tahap pengujian internal mencapai kualitas yang diharapkan. Kedua, pengujian kelayakan industri dilakukan juga bertujuan mendapatkan izin industri. Ada dua pengujian kelayakan industri yang dilakukan. Yaitu P-IRT dan BPOM denga hasil yang diharap didapatkan adalah proses produksi dan produk piring sekali pakai Go-Plate yang memenuhi kualitas dari segi ekonomis, durabilitas, dan higienis. Jika dilihat dari energi yang dibutuhkan, total energi yang digunakan 10.000 piring plastik adalah pada kisaran 5.632 MJ, sementara untuk piring kertas maksimal 8.729 MJ . Energi ini digunakan untuk bahan baku, pelapisan, pembentukan, transportasi, dan pengepakan. Maka, total kebutuhan energi yang dibutuhkan untuk 10.000 piring daun adalah energi yang digunakan untuk transportasi   88 MJ ditambah energi pembentukan sebesar 420MJ dan energi pengepakan sebesar 324 MJ setara dengan 832 MJ. Dibandingkan kebutuhan energi piring daun maka energi yang digunakan piring daun hanya 9,.5% dari piring plastik dan sampai dengan 14,8 % dari piring kertas. Perbandingan yang didapat dari perhitungan dapat dilihat bahwa piring daun lebih hijau dari piring plastik dan piring kertas. Energi total piring daun lebih rendah dari piring plastik styrofoam, yaitu hanya 9,5% maupun piring kertas hanya 14,8 %. Sampah padat dan gas rumah kaca yang dihasilkan piring daun adalah 0 kg apabila piring daun dibuat menjadi kompos. Piring daun lebih hijau dan pantas dijadikan sebagai produk pengganti piring jenis lain sekali pakai yang mudah ter-degradable secara alami dan tidak menimbulkan sampah  berkepanjangan. Bisa disimpulkan bahwa piring daun lebih hijau dari piring plastik styrofoam dan piring kertas. (*) Penulis: Meizano Ardhi Muhammad.    

Tags :
Kategori :

Terkait