radarlampung.co.id - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Peduli Provinsi Lampung, bersama dengan Komunitas Odapus (Orang dengan Lupus) Lampung (KOL) dan Universitas Malahayati Lampung (Unimal) menggelar Seminar dan Talkshow Deteksi Dini Lupus, Sabtu (31/8).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber Prof. DR. dr. Zubaidi Djoerban, Sp. PD. KHOM Finasim yang merupakan dokter Pakar Penyakit Lupus di Indonesia, serta Ketua Yayasan Lupus Indonesia Tiara Savitri, S.Pd, tersebut berlangsung di Graha Bintang, Universitas Malahayati Lampung.
Ketua Pelaksana Kegiatan Asri Pujiati mengatakan, kegiatan yang termasuk dalam rangkaian Diesnatalis Universitas Malahayati Lampung ke-26 tersebut diikuti oleh keluarga Odapus, masyarakat umum, bidang kesehatan seperti bidan dokter, bidan dan mahasiswa kedokteran.
”Memang kebanyakan (peserta, Red) dari dunia medis ya, karena untuk penyakit Lupus ini dokter sendiripun masih sering salah mendiagnosa. Dalam arti memang Lupus itu penyakit seribu wajah, sehingga memang perlu adanya pengetahuan lebih detilnya,” ujarnya.
Menurut Asri, kegiatan Seminar dan Talkshow tersebut merupakan bagian dari upaya KOL untuk mengedukasi masyarakat tentang bahayanya penyakit Lupus. Selain menggelar seminar, pihaknya juga kerap melakukan kunjungan ke sekolah dan Dinas-Dinas untuk memberikan edukasi.
”Kegiatannya memang belum banyak, karena keterbatasan untuk aktifis (Odapus, Red) yang masih kurang, dan masih dilakukan langsung oleh ketua Odapus Lampung yang memang seorang Odapus. Kami berharap dari kegiatan ini, masyarakat bisa mengedukasi kembali apa yang sudah didapat dalam kegiatan ini ke lingkungan setempat atau ke masyarakat luas,” tambahnya.
Hingga saat ini, sudah ada sebanyak 150 Odapus yang bergabung dalam komunitas tersebut. Namun begitu, menurut dia, masih banyak Odapus yang memang belum terdaftar dan belum bergabung dalam komunitas karena keterbatasan informasi. Belum lagi, biasanya pasien yang terkena penyakit Lupus cenderung menutup diri.
Lebih jauh dia mengatakan, hingga saat ini penyakit Lupus sendiri belum ada obatnya. Odapus biasanya hanya diberikan obat untuk mengurangi resiko kambuh. Di Lampung, penyakit Lupus juga sudah banyak memakan korban jiwa. Berdasarkan data dari KOL dan Rumah Sakit, setiap bulannya ada sekitar 5 sampai 6 orang meninggalkan karena penyakit Lupus.
”Karena itu kitanterus berupaya merangkul mereka dengan bergabung ke komunitas, dengan mengikuti komunitas ini, odapus juga bisa mendapatkan keuntungan. Diantaranya mendapatkan diskon untuk medical cek-up bekerjasama dengan prodia itu bisa dapat diskon 20 persen, potongan obat dan lain-lain,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Kadin Peduli Provinsi Lampung H. Mahrizal sinaga SE mengatakan, pihaknya berada di bawah Kadin Lampung dimandatkan untuk bergerak di bidang sosial. Kadin Peduli juga kerap turun untuk memberikan bantuan sosial pada korban bencana di Kalianda, Donggala, Lombok dan lain-lain.
”Kemudian, kemarin kita bertemu dengan ibu Asri dari Komunitas Odapus Lampung, dan bersama-sama menyelenggarakan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada masyarakat Lampung tentang penyakit Lupus,” tuturnya.
Untuk saat ini, kegiatan seminar merupakan yang pertama yang digelar Kadin Peduli bersama KOL. ”Insyallah dengan kita tau pentingnya memahami penyakit lupus ini kedepannya kita tetap bisa bersinergi dengan KOL, membantu baik materil maupun imateril. Tentunya ini nggak hanya sampai disini dan harapan kita bisa tetap berlanjut,” tambahnya.
Hal lainnya disampaikan Ketua Diesnatalis Universitas Malahayati Lampung Dainty Maternity yang mengatakan, dalam Diesnatalis ke-26 tersebut, selain mengangkat tema Menyusun Industri 4.0, pihaknya juga mengangkat tema Kebersamaan, baik dari Internal maupun eksternal.
”Jadi dari tema kebersamaan itu kita mengangkat kegiatan sosial. Dan memang dari rektor kami sering terjun dalam kegiatan sosial juga seperti pengobatan grais dan lain-lain maka kami mengusung kegiatan ini bersama dengan KOL,” katanya.
Lanjut dia, Universitas Malahayati Lampung melihat komunitas Lupus dengan odapus yang begitu banyak, sehingga ketika KOL ingin bekerjasama untuk mengedukasi masyarakat tentang penyakit lupus, maka Universitas Malahayati segera menyambut baik adanya kegiatan ini.
”Kami menginginkan masyarakat awam itu bisa mengetahui betapa sangat berbahayanya penyakit lupus. Kemudian kita juga mengajak mahasiswa untuk melakukan deteksi dini tentang penyakit lupus ini, mengetahui tanda-tanda, gejala, penanganannya dan segala hal yang berkaitan dengan lupus,” pungkasnya.
Rangkaian kegiatan Diesnatalis akan terus dilaksanakan hingga tanggal 28 Januari 2020, mendatang. Di antaranya akan diisi dengan seminar kesehatan yang akan digelar setiap bulannya, gathering, mega bazar kampus, reset, pemilihan dosen dan karyawan terbaik, pemilihan duta kampus, Malahayati Youth Festival, dan lain-lain. (ega/kyd)