Cerita kisah kasih keduanya berawal dari tahun 2019 saat Dila menjadi siswi baru di sekolah ini.
Karena berprestasi, Dila menjadi brand ambassador atau wajah dari SMK Al Iman 1 di mata publik.
Kebetulan saat itu Fajrul yang menjadi kepala sekolah. Otomatis keduanya sering bertemu.
Sebelum jauh bercerita soal kisah cintanya. Pria berumur 26 tahun itu mengungkapkan ada empat kriteria yang menjadi pegangan hidupnya untuk memilih pasangan.
Yang pertama ialah agamanya. Lalu nasab atau keturunan keluarga. Ekonomi. Dan parasnya.
Dari empat kriteria itu, Ia menemukannya pada sosok Dila -- muridnya.
Sebagai pria dengan background pendidikan yang kental. Alumni UIN Walisongo Semarang jurusan PAI tersebut menilai Dila bisa menjadi support system dalam hidupnya.
"Awalnya arahnya belum ke menikah. Tapi komunikasi lebih dalam. Saya tidak pacaran dengan embaknya (Dila)," ceritanya dengan penuh semangat.
Benih-benih keseriusan kedua sejoli ini terjadi pada awal tahun 2021. Saat itu sang murid baru naik ke kelas XII.
Seringnya melakukan komunikasi dan bertemu menjadi jembatan keduanya ke jenjang lebih serius.
Di awal komunikasi menuju ke jenjang yang lebih serius. Fajrul mengakui jika muridnya tersebut sempat syok dan kaget.
Pria yang saat ini sedang menempuh pendidikan magister di salah satu kampus swasta di Bandarlampung tersebut bercerita, ketika awal mendekati muridnya itu Ia juga ijin terlebih dahulu ke dewan guru di sekolah.
Gayung bersambut. Ternyata menurut pengakuan para tenaga pendidik, Dila juga ngefans kepada kepala sekolahnya. Ngefans yang dimaksud soal ketegasan, disiplin, wibawa dan masih usia muda namun sudah menjadi kepala sekolah.
"Kebetulan saya juga ustadz dia (Dila) di pondok pesantren (satu yayasan dengan SMK Al Iman 1). Jadi saya paham apalagi kalau hafalan sama saya," ungkapnya.
Bulan Juli 2021 akhirnya Fajrul memberanikan diri menghubungi orangtua Dila.
Maksud Ia menghubungi orangtua muridnya tersebut bukan untuk melamar. Namun meminta izin untuk lebih dekat dengan Dila pasca lulus dari jenjang sekolah.