"Ternyata respon ayahnya berbeda. Saya langsung disuruh datang ke rumah membawa keluarga untuk melamar," ceritanya dengan ekspresi kaget.
Sebagai seorang laki-laki yang berpegang teguh pada prinsip ajaran agama. Fajrul memberanikan diri berbicara dengan keluarga perihal permintaan lamaran.
Di sini sempat terjadi pergolakan kata Fajrul. Alasannya karena Ia dirasa masih terlalu muda. Awalnya keluarga Fajrul belum menyetujui.
Tidak itu saja, bahkan sempat muncul fitnah.
Dengan segala alasan dan pengertian yang disampaikan kepada keluarga. Bahwa orangtua Dila telah mengamanahkannya untuk datang dan melamar, akhirnya Fajrul diizinkan.
Meskipun tidak 90 persen pihak keluarga setuju dengan keputusannya. Alumni MA Al Hikmah Bandarlampung tersebut tetap teguh dengan pilihannya.
Ditemani dewan guru dan beberapa anggota keluarga. Akhirnya Fajrul datang ke Desa Sukaagung, Kecamatan Wayserdang, Kabupaten Mesuji untuk melamar Dila.
Ditanya soal tanggapan video tiktok miliknya viral di jagat maya, Fajrul yang menjadi kepala sekolah sejak usia 24 tahun kala itu awalnya takut.
Dia takut akan ada komentar-komentar miring dari warganet.
Namun ketakutannya tidak terjadi. Warganet justru ramai-ramai berkomentar positif dan menyukai kisah cinta keduanya. Bahkan tak sedikit yang mengirimkan pesan dukungan dan apresiasi.
"Ini diluar ekspektasi saya. Video saya bisa sampai sekarang ini viewnya tidak menyangka. Saya niatnya hanya ingin membuat konten biasa untuk mengekspresikan dunia kita," jelasnya.
Meskipun banyak warganet yang mengapresiasi dan memberikan dukungan. Fajrul mengakui sekitar sepuluh persen warganet ada juga yang menghujat.
Dari komentar dugaan telah terjadi sesuatu yang tidak diinginkan diantara keduanya. Sampai hujatan-hujatan bernada tendensius kepada dirinya sebagai kepala sekolah.
Namun, hal tersebut tidak menjadikannya ciut. Hujatan tersebut dijadikan bahan evaluasi dan pelajaran. Karena dia yakin tidak semua manusia menyukai satu hal yang sama.
Dari sisi lain, akibat viralnya video tiktok itu jalan rejeki keduanya malah semakin terbuka.
Bagaimana tidak. Puluhan brand datang silih berganti untuk endorse produk mereka.