Karir Nafiza di dunia perfilman pun bak gayung bersambut. Dari serangkaian pencarian, bahkan sampai melakukan casting hingga puluhan pemain, Nafiza terpilih.
Peran Nafiza sebagai Wina. Nyatanya, peran ini baru bagi Nafiza. Apalagi genre film horor, yang belum pernah ia lakoni.
Rasa gugupnya tertutupi dengan kebahagiaan. Meskipun banyak tantangan yang harus ia jalani. Bahkan, Nafiza mengaku hingga mengalami kesurupan saat berakting.
"Pas kepilih rasanya senang banget, aku kaget, aku ngefans juga sama Om Joko, aku bahkan nggak nyangka banget. Tapi memang banyak tantangannya, aku aja sampai pernah kesurupan," katanya.
BACA JUGA:Akhirnya, Jennifer Lopez Menikah Juga dengan Ben Affleck
Namun tantangan-tantangan itu bisa ia lewati. Apalagi kini Nafiza mulai banyak diketahui masyarakat. Namun ia tak berubah.
Rekan-rekan di sekolah juga tetap menganggapnya Nafiza, siswi kelas VIII biasa. Namun prestasinya sungguh membanggakan.
Apalagi awal karir Nafiza ternyata tak mudah. Dia pernah harus berbocengan dengan sang ayah dan ibu nya ke Jakarta.
Solihin, ayah Nafiza mengatakan hal itu dilakukan untuk mempermudah gerak saat di Jakarta juga mengurangi pengeluaran.
BACA JUGA:Soal Belasan Anak di Lambar Ngefly Sama Obat Batuk, Begini Kata BBPOM di Bandar Lampung
"Alhamdulillah saat sampai di Jakarta kami bisa main di satu stasiun televisi ke televisi lainnya. Nafiza dari figuran dahulu, ya kami bawa motor agar tahu jalan dan juga ngirit ongkos," kata Solihin.
Namun, kegigihan Nafiza didukung penuh orang tua. Keduanya tak ingin memaksa Nafiza dalam memilih peran.
"Kami mendukung, apapun yang ditawarkan akan kami tanyakan dahulu. Kalau dia menerima ya kami sebagai orang tua ya hanya ikut. Kemudian kalau lagi sakit atau tidak enak badan ya kami konfirmasi dahulu. Kami nggak mau memaksakan, lebih ke nafizanya," lanjut Solihin.
BACA JUGA:Dorong Ekonomi Rakyat, KUR BRI Perkuat UMKM di Masa Pandemi
Rencana kedepan, Solihin mengaku menyerahkan seluruhnya ke Allah SWT. "Kalau ada tawaran yang jelas saya ikut saja ke nafiza, karena yang memerankan dia. Karena kalau saya memaksakan justru membuat dia lebih produktif. Kami sebagai orang tua mendorong apapun, kalau harus ke Jakarta juga," tandas Solihin. (*)