“Pada masa sebelum pandemi, untuk nilai ekonomi tontonan stadion diperkirakan total nilai ekonominya sekitar Rp644 miliar satu musim kompetisi untuk liga teratas saja. Belum termasuk liga level yang lebih rendah,” tuturnya.
Sementara untuk produk akhir yang berupa hiburan tontonan televisi, perputaran uang ada di industri penyiaran, periklanan dan teknologi informasi.
Baik iklan untuk penyelenggara kompetisi, iklan pada stasiun televisi dan sponsor klub, nilainya total mencapai Rp714 miliar.
BACA JUGA:Catatan DJP dalam Kinerja Penerimaan Pajak
“Kemudian, uang yang berputar dalam industri ini pada gilirannya bisa memicu kegiatan ekonomi di sektor-sektor lainnya. Sektor ekonomi yang terdampak positif terutama adalah Informasi dan Komunikasi, Perdagangan, Industri Pengolahan, dan berbagai jasa lainnya. Keseluruhan dampak ekonomi yang tercipta secara nasional mencapai tak kurang dari Rp2,7 triliun dan penciptaan 25.000 kesempatan kerja,” imbuhnya.
Sehingga dengan potensi ekonomi yang besar tersebut Revindo berpendapat tidak heran BRI tetap berkomitmen untuk menjadi sponsor utama Liga 1, liga sepak bola kasta tertinggi di Indonesia.
Menurutnya, BRI sebagai bank BUMN yang selama ini identik dengan layanan keuangan untuk UMKM dan masyarakat pedesaan menjadi sponsor juga menarik untuk dicermati.
BACA JUGA:Luar Biasa! ACT Simpangkan Dana Boeing Hingga Rp 68 Miliar
“Dari sisi produk, layanan BRI dan penonton sepak bola tidak beririsan sempurna, tetapi jangkauan dan pengenalan BRI yang luas di seantero nusantara berpotensi meningkatkan citra dan gairah dari kompetisi sampai ke pelosok dan semangat kedaerahan untuk mendukung tim kesayangan juga akan kuat,” pungkas dosen UI tersebut. (*)