METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Harga telur ayam yang masih tinggi dikeluhkan pedagang maupun ibu rumah tangga di Kota Metro, Provinsi Lampung. Di pedagang, harga yang terus naik menyebabkan omset penjualan menurun hingga 50 persen.
Salah seorang pedagang telur ayam di Komplek Pasar Kopindo Kota Metro, Titin (47) menuturkan, sejak harga telur ayam yang naik, omset penjualan pun mengalami penurunan. Biasanya, ia bisa menjual hingga mencapai 100 karpet. Kali ini hanya setengahnya.
“Kalau 100 karpet itu sekitar kurang lebih 200 kg telur. Saat harga masih stabil bisa mencapai 100 karpet yang terjual. Tapi sekarang ya setengahnya,” katanya, Selasa 23 Agustus 2022.
Ia menuturkan, harga telur ayam sudah naik sejak 15 Agustus lalu. Menurutnya, kenaikan tersebut dampak dari kenaikan harga pakan ayam.
BACA JUGA:Bupati Dewi Handajani Resmikan Bank Sampah Tanggamus
“Kalau sebelum naik itu harganya Rp27.500, sampai sekarang Rp29.500 per kilogram. Itu karena harga pakan ayam petelur naik, jadi harga telur ikut merangkak naik,” tukasnya.
Namun, dirinya tetap berharap, situasi segera membaik dan juga harga telur ayam kembali stabil. “Ya harapannya bisa normal lagi. Sehingga omset bisa kembali naik. Begitu juga masyarakat bisa mengonsumsi telur dengan harga murah,” ujarnya.
Di tempat berbeda, salah seorang ibu rumah tangga, Kesi mengatakan, dirinya terakhir membeli telur ayam dengan harga Rp30.500 per kg.
“Kaget juga, karena tiba-tiba harganya sudah naik. Sebelumnya, saya beli harganya masih sekitar Rp28 ribuan. Dulu telur ini lauk yang paling terjangkau. Harapannya harganya bisa turun, karena sekarang ini semua naik harganya,” tuturnya.
BACA JUGA:Total 3 Jam Penyidik KPK Geledah Gedung C Fakultas Hukum Unila, Ini yang Dibawa
Senada juga dikatakan Ita, Warga Metro. Ia mengatakan, anaknya sangat menyukai telur, jadi ia harus stok telur untuk memenuhi kebutuhan gizi anaknya. Namun, saat ini karena harga telur yang terus naik, dirinya hanya membeli sedikit untuk stok.
“Ya kaget harganya sudah mencapai Rp30 ribuan. Sekarang ini harus pintar membagi, karena kebutuhan terus naik harganya. Inginnya, setidaknya harganya bisa turun dari harga saat ini,” pungkasnya. (*)