Sebelum mendapat perawatan di RSCM, ke-49 anak korban sudah membawa kondisi kesehatan bawaan.
Seperti demam tinggi, muntah, kekurangan cairan di ginjal, gangguan saluran pencernaan, gangguan pernapasan, serta sudah kesulitan buang air kecil.
Kondisi ini semakin membuat masyarakat semakin panik.
BACA JUGA:IKPI Cabang Lampung Beri Solusi Strategi Menghadapi SP2DK dan Pemeriksaan Pajak
Dimana IDAI Jatim melaporkan bahwa di RS Dokter Soetomo Surabaya dilaporkan, 13 anak menderita Gagal Ginjal Akut. Sebanyak 10 anak meninggal dunia.
Dan di RS Syaiful Anwar Malang dilaporkan, 6 orang anak dirawat karena gagal ginjal. 2 diantaranya meninggal dunia.
Di RS Adam Malik Medan dilaporkan, dari 11 anak yang mendapat perawatan gagal ginjal akut, 6 meninggal dunia.
Di Jogjakarta, dilaporkan 5 meninggal dunia.
BACA JUGA:Zikir dan Sholawat Meriahkan Peringatan Maulid Nabi di Masjid Sunan Gunung Djati
Di Aceh ditemukan 31 anak gagal ginjal akut, 20 anak meninggal dunia.
Di Jambi, 2 anak meninggal setelah cuci darah.
Sementara itu, di DKI Jakarta, dilaporkan 71 anak usia di bawah 5 tahun, positif gagal ginjal akut.
Namun tidak melaporkan berapa anak meninggal dari 71 anak korban gagal ginjal.
BACA JUGA:Akhirnya Setelah Dinanti-Nanti, Pemkot Metro Bayar TPP ASN
Mengingat meningkatnya a nak menderita gagal ginjal akut dan diduga karena keracunan bahan kimia Etilen glikol dan dietilen glikol (DEG) yang terkandung di berbagai obat dan sirup, terutama sirup Paracetamol dan Thermorex, membuat Kementerian Kesehatan membuat pengumuman kepada para pekeja kesehatan dalam surat edarannya.
Untuk tidak merekomendasi pemberian sirup Paracetamol, Thermorek, dan Unibebi Sirup.