Rekomendasi tersebut diantaranya penerapan pola tanam spesifik lokasi, dengan melihat waktu dimulainya musim hujan dan pola curah hujan di lokasi tersebut. Pemilihan komoditas/varietas dan waktu tanam. Penggunaan pupuk kompos atau bahan organik untuk memperbaiki struktur tanah. Serta pemanfaatan agens hayati.
"Kita juga melakukan penyebarluasan informasi prakiraan iklim dan kewaspadaan terhadap bencana alam (banjir dan kekeringan). Dengan memperbanyak informasi dari BMKG," tambah Kusnardi.
Kemudian memberikan sarana pengendalian OPT dan DPI dengan menyalurkan sarana pestisida dan pengadaan pompa air kepada kelompok tani dan wilayah yang membutuhkan.
Tahun ini, juga telah tersalurkan bantuan berupa pompa air sebanyak 190 buah pompa ke 12 kabupaten/kota melalui POPT dan ketua kelompok tani. Pompa tersebut merupakan bantuan yang bersifat pinjam pakai yang nantinya akan dipinjam.
BACA JUGA:TDM dan Komunitas Honda Lampung Gelar Hang Out Bareng New Honda Vario 125
Pompa tersebut dapat digunakan untuk mengatasi banjir (memompa air keluar dari lahan) atau kekeringan (menyalurkan air ke lahan).
Kemudian kgiatan PPDPI (Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim), di mana kegiatan ini dilaksanakan di Kelompok Tani Panca Bakti 1 Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu melalui dana APBN.
Dalam kegiatan ini kelompok tani akan mendapatkan bimbingan dari POPT selama satu musim tanam dalam penanganan OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) dan DPI.
BACA JUGA:Strategi Pendistribusian BBM Bersubsidi Ala Gubernur Arinal agar Tepat Sasaran
Pemberian bantuan penggantian benih bagi lahan yang mengalami gagal panen atau puso melalui cadangan benih nasional dan cadangan benih daerah. Dan Bagi petani yang mendaftarkan lahan sawahnya ke asuransi AUTP (Jasindo), akan dibantu untuk mengajukan klaim asuransi kepada Jasindo. (*)