Dalam penjelasannya juga, Razi AlFarizi mengatakan bahwa konten terdiri dari fotografi, videografi, ilustrasi, dan typografi.
“Ilustrasi adalah gambar nonfoto. Terkadang di sosial media ada yang hanya kata-kata itu termasuk typografi,” ucapnya.
Razi yang juga anggota Dewan Kesenian Provinsi Lampung ini juga menyampaikan bahwa terdapat dua pencahayaan yang sering digunakan dalam fotografi.
“Fotografi dalam keilmuan ada dua pencahayaan. Available light (cahaya alami) dan artificial light (cahaya buatan). Untuk yang alami biasanya pengambilan gambar di outdoor dan yang buatan ketika berada di ruangan atau indoor,” bebernya.
BACA JUGA:Antisipasi Gangguan Keamanan, Bhabinkamtibmas Polres Tanggamus Kembali Aktifkan Siskamling
Selain itu juga, Razi membeberkan fitur dalam kamera dan perbandingan dengan handphone.
“Selain kamera yang paling penting juga lensa. Dimana lensa juga terdiri dari lensa fix, zoom, macro dan lain-lain,” imbuh Razi.
Dalam kesempatan yang sama, M. Redintan Justin menerangkan video promosi.
Mulai dari tahap perancangan praproduksi, produksi, dan pasca produksi.
BACA JUGA:Bertemu Gubernur Jawa Timur, Rektor UTI Sampaikan Peran Perguruan Tinggi dalam Kedaulatan Pangan
“Praproduksi mencakup pengembangan ide, pembuatan naskah, storyboard, hingga persiapan peralatan,” ucapnya.
Ia juga mengenalkan software yang sering digunakan untuk melakukan editing video.
“Adobe premiere biasa dipakai untuk komputer. Dengan kecanggihan teknologi kita juga dapat menggunakan aplikasi editing video di smartphone seperti kinemaster, capcut, dan lainnya,” pungkasnya.
Kedua, pembicara juga melakukan praktik dalam pengambilan gambar maupun video yang dikhususkan untuk konten promo di hadapan para peserta.
BACA JUGA:SENAM SEHAT
Dalam workshop juga dihadiri Sekretaris Prodi Bisnis Digital Yan Aditya Pratama, S.Pd., M.Pd., M.M. dan para dosen Prodi Bisnis Digital. (*)