SEBAGAI advokat, Tonic Tangkau memiliki prinsip, jangan pernah makan di dua meja. Atau lebih jelasnya, jangan pernah mendua sebagai lawyer.
"Harus "一心一意", satu hati, satu arti. Jangan di satu sisi mengatakan A, di lain sisi bilang Z.
Tonic sempat memiliki pengalaman seperti itu. Belasan tahun lalu, ia pernah mendampingi klien agar anak di luar nikah bisa mendapat hak waris.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: Rektor Universitas Ma Chung Murpin Josua Sembiring, Ku Jin Gan Lai
Pada waktu hampir bersamaan, Tonic juga mendampingi klien agar anak di luar nikah tidak bisa mendapat hak waris. Dua-duanya gol. Namun hal itu menjadi beban baginya. Sebab Tonic merasa tidak konsisten.
Karena itu, Tonic kemudian mengangkat kasus yang bertolak belakang tersebut sebagai tema disertasinya di Universitas Airlangga, Surabaya.
Soal hak waris anak luar nikah di kalangan keturunan Tionghoa. Ia benar-benar mempelajari literatur terkait dari mancanegara. Akhirnya mengantar Tonic lulus doktor dengan nilai memuaskan, Agustus 2020 lalu.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid, Qian Li Zhi Xing, Shi Yu Zu Xia
Tonic memang terkenal sering merukunkan orang, khususnya pengusaha yang sedang bersengketa. Dalam berbagai urusan.
Mobilnya mewah, Roll Royce. Nomor polisinya mencolok, P 21. Itu istilah hukum yang terkenal. Perkara yang sudah dinyatakan P 21 artinya sudah siap dikirim oleh jaksa ke pengadilan. Berkas perkaranya sudah lengkap.
'P' sendiri, Anda sudah tahu, nomor kendaraan dari Karesidenan Besuki yang mencakup Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi.
BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan: Ketua Umum Eka Tipta Foundation Hong Tjhin, Di Shui Cheng He, Li Mi Cheng Luo
Begitulah Tonic. Semboyan hidupnya sederhana, Manusia hidup harus bisa memanusiakan manusia. Berbuat baiklah, dan jadilah yang terbaik.
Sebab, seperti disabdakan Kanjeng Nabi, Khoirunnaas anfa'uhum linnaas" (sebaik-baiknya manusia, adalah yang membawa manfaat bagi manusia lainnya). Apapun latar belakangnya.
Meski begitu, Tonic tetap percaya pada apa yang ditegaskan Luo Guanzhong 罗贯中 dalam roman klasik Samkok (三国演义) ini: "法不徇情" (fǎ bù xùn qíng).