Radarlampung.co.id-Tim Kadaireka Fakultas Pertanian bekerjasama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung mengadakan kegiatan bertajuk Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Ternak melalui Pakan Berkualitas, Status Imunitas, dan Biosekuriti di Lampung Timur, TBB, Pringsewu, dan Mesuji belum lama ini.
Tim dosen FP Unila terdiri dari Arif Qisthon (Koordinator), Abdullah Aman Damai, Madi Hartono, Veronica Wanniatie, Ratna Ermawati, Darma Yuliana, Fitria Tsani Farda, M. Mirandy Pratama Sirat.
Arif Qitson selaku ketua tim dosen FP Unila mengatakan jika Lampung sebagai lumbung ternak nasional, khususnya sapi tidak lepas dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang muncul sejak awal tahun ini.
"Saat ini kasus sudah melandai, namun demikian kewaspadaan akan muncul kembalinya kasus tetap dan terus diperlukan oleh semua pihak yang terkait," katanya, Jumat 25 November 2022.
Kegiatan ini merupakan satu dari empat kegiatan dari program Kedaireka Patriot Pangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2022, yang didapatkan oleh Universitas Lampung (Fakultas Pertanian) bersama sembilan Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia yang tergabung dalam konsorsium Kedaireka Patriot Pangan yang diketuai oleh IPB University.
"Kegiatan telah berlangsung dari akhir Oktober di empat kabupaten, yaitu Mesuji (Desa Tanjung Menang dan Tanjung Menang Raya), Tulang Bawang Barat (Wonokerto dan Kibang Budi Jaya), Lampung Timur (Sindang Anom), dan Pringsewu (Yogyakarta Selatan dan Kediri)," ungkapnya.
Diketahui kegiatan diawali dengan pelatihan dan pendampingan pembuatan pakan yang berkualitas dan berkecukupan, serta pembuatan silase dengan narasumber Dr. Veronica Wanniatie, Fitria Tsani Farda, S.Pt., M.Si., serta pelatihan dan pendampingan pelaksanaan sanitasi dan biosekuriti kandang dengan drh. Ratna Ermawati, M.Sc. dan drh. M. Mirandy Pratama Sirat, M.Sc. Pelatihan diikuti tidak kurang dari seratus peternak sapi.
Kegiatan berlanjut dengan pengobatan massal ternak sapi pada November ini.
"Total sebanyak 457 ekor ternak di empat kabupaten telah mendapatkan pengobatan dengan pemberian obat cacing dan vitamin. Jumlah ini melebihi dari target sebanyak 400 ekor," sebut Arif.
Pada kegiatan biosecuriti dan sanitasi kandang telah dilakukan percontohan pembuatan bak dipping dan pemasangan bilik desinfeksi, serta pembersihan kendang.
Selain narasumber dari dosen FP Unila, kegiatan ini melibatkan juga mahasiswa Jurusan Peternakan FP Unila sebagai bentuk berkegiatan di luar kampus dalam MBKM, serta didampingi petugas dari dinas yang membawahi bidang peternakan setempat.
Andica, petugas Dinas Perikanan dan Peternakan Lamtim, mengatakan bahwa rangkaian kegiatan ini sangat bermanfaan bagi peternak, selain meningkatkan pengetahuan dan keterampilan juga meningkatan motivasi peternak untuk beternak lebih baik.
"Dengan berharap kesadaran beternak yang lebih baik dan tinggi, semoga PMK tidak muncul lagi," tambah Andica.
Sementara Antonius, Ketua Kelompok Peternak Sumber Rejeki di Kibang Budi Jaya, berterimakasih dan berharap kegiatan bisa berlanjut di tahun-tahun mendatang. Äntonius dan kelompoknya telah merasakan manfaat kegiatan ini.
“Kami jadi tahu mengapa silase dan amoniasi jerami yang pernah kami buat tidak baik hasilnya”, tegas Antonius.(mel/rls