Selain Eddie, ada juga penelitian yang dilakukan ahli virolog dari University of Nottingham, Jonathan Ball yang menyebut bahwa penelitiannya menunjukkan kelelawar dapat menyimpan banyak spesies virus yang berbeda.
Sehingga dalam hal tersebut, kelelawar diduga isa menjadi tuan rumah bagi virus-virus menular yang berbeda di saat yang bersamaan.
Koinfeksi semacam itu khususnya yang identik dengan virus seperti virus corona, justru akan memberikan kesempatan bagi virus lain untuk menukar informasi genetik penting secara alami hingga memunculkan varian virus baru.
Selain virus Covid-19, ada juga analisis ynag mengungkapkan sekitar 400 ribu orang di seluruh China Selatan dan Asia Tenggara terinfeksi virus yang di bawa kelelawar setiap tahunnya.
BACA JUGA:Peneliti Temukan Virus Mirip Covid-19 di China, Simak Penjelasan Berikut Ini
Virus tersebut dinamakan BtSY2, yakni virus yang memiliki karakteristik SAR. Bahkan pada 2003 lalu, virus tersebut dilaporkan membunuh sebanyak 774 orang dan menginfeksi sebanyak ribu orang dalam sebuah wabah.
Bagian dari protein lonjakan yang digunakan virus BtSY2 untuk menempel ke sel manusia, menunjukkan bahwa virus tersebut bisa menginfeksi manusia hingga menyebabkan kematian. (*)