Dilanjutkan, Indonesia diprediksi memiliki kemungkinan atau potensi krisis pangan. Sebab saat ini bukan hanya negara berkembang. Namun negara maju seperti Inggris bisa mengalami pangan serius.
"Di Indonesia sejauh ini masih aman. Sekarang yang kita pikirkan potensinya di tahun 2023. Melihat padi adalah makanan pokok. Di mana menjadi 50 persen dari beras. Baru sisanya terbagi sagu, cassava, dan lain-lain. Terkait ini, para ilmuan sedang fokus memperkuat dan mencegah potensi kekurangan pangan," tandasnya.
Sementara, Dekan Fakultas Pertanian Unila Prof. Irwan Syukri Banuwa mengatakan, Universitas Lampung masuk 10 besar konsorsium Kedarika yang dibentuk oleh Kemendikbud Ristek.
"Alhamdulillah, karena kita banyak bekerja dengan program ketahanan pangan, maka kita salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan kesempatan. Ini adalah program quick win. Di mana, hanya diberikan waktu 70 hari untuk menciptakan tiga produk unggulan dalam waktu singkat," kata Prof. Irwan Syukri.
BACA JUGA: Tim Universitas Lampung Sasar Ratusan Ekor Sapi di Tulang Bawang Barat
Melihat beberapa permasalahan krusial yang ada di Provinsi Lampung, pihaknya menemukan solusi disertai dengan produk baru hasil penelitian pada empat kabupaten. Yaitu Lampung Timur, Pesawaran, Mesuji dan Lampung Selatan.
"Seperti penghapusan pupuk subsidi pada tanaman singkong. Pertama efisiensi penggunaan pupuk buatan, menambah pupuk organik padat maupun organik terkait aspek budidaya tanaman singkong," urainya.
Kemudian adanya wabah nasional yakni PMK. Solusinya pakan berkualitas dan biosecurity.
"Ketiga, kita sudah mempunyai alat untuk memanfaatkan batang singkong. Di mana, bahan bakunya sangat melimpah," ujarnya.
BACA JUGA: Tujuh Kandidat Bakal Calon Rektor Unila Jalani Tes Kejiwaan
Dengan alat Rabakong, bisa menghasilkan ampas batang singkong dicampur multi nutrition source terbukti bobot harian ternak naik 20 hingga 30 Kg.
Prof. Irwan menyebutkan, program tersebut telah mencapai 97 persen dengan melibatkan 60 dosen dan 34 mahasiswa.
Program akan mencapai titik akhir pada tanggal 15 Desember nanti. Melihat progres yang cukup baik, ia menyatakan jika program tersebut akan terus berlajut pada tahun berikutnya.
"Insya Allah tahun 2023 dan 2024 Unila melalui FP akan terus melakukan program Kedaireka dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan kita," tegasnya.
BACA JUGA: Unila Gelar Rapat Peninjauan Proyek Pembangunan RSP
Adapun dana yang didapat dari Kedaireka dimulai dari Rp 800 juta hingga Rp 4 miliar jika bekerjasama dengan industri. (*)