Pertalite Akan Diganti Bahan Bakar CNG oleh Pertamina, Full Tank Bisa untuk 100 KM

Jumat 23-12-2022,10:37 WIB
Reporter : Ari Suryanto
Editor : Ari Suryanto

Selain untuk penggunaan di sepeda motor, Haryo pun menjelaskan bahwa CNG ini juga akan diaplikasikan pada kendaraan lain di antaranya kapal nelayan, kendaraan roda empat kecil serta truk.

Adapun penambahan konversi pada kendaraan roda empat, PGN memproyeksikan sebanyak 1.000 truk serta bus dan 18.000 kendaraan kecil. 

Hal tersebut sejalan dengan wujud nyata di mana BBG telah digunakan oleh kendaraan seperti taksi, bajaj, dan bus Trans Semarang.

Sedangkan target untuk pengampikasian pada kapal nelayan bakal dilakukan konversi 6,71 BBTUD untuk 30.000 unit perahu nelayan.

BACA JUGA:Lakukan dari Sekarang! Posisi Tidur Seperti Ini yang Baik untuk Kesehatan

Program tersebut untuk nelayan diskemakan menggunakan Gaslink Cylinder yang berkapasitas 4.2 lsp. 

Dengan standar keselamatan tinggi, mendukung daya jelajah hingga 50 km pada mode operasi Dual Diesel Fuel (DDF) 50 persen untuk 1 hari berlayar.

Sama halnya dengan CNG untuk sepeda motor, CNG untuk kapal nelayan berkomposisi metana beroktan tinggi sehingga memberi manfaat performa mesin yang baik juga ramah lingkungan. 

Tak hanya itu, memberi potensi penghematan bahan bakar hingga 30 persen setara Rp 7.2 juta per tahun (konsumsi 10 liter BBM solar per hari).

BACA JUGA:Petani Lampung Timur Sulit Mendapatkan Pupuk Subsidi, Ini Saran Wakil Menteri Pertanian

“Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi kurang lebih 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan penggunaannya, diperkirakan meningkat hingga 410 juta LSP. Dampak lanjutannya, akan menghemat APBN untuk mengurangi BBM subsidi hingga Rp 1.25 T per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar 3000 rupiah per liter,” sebut Haryo.

Dalam mendukung program pengganti Pertalite dengan CNG tersebut, pihak Pertamina akan pemanfaatan SPBG milik Pertamina yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN. 

Kini, telah tersdapat 35 SPBG untuk direaktivasi secara bertahap dan terdapat juga 3 unit di Semarang yang telah direvitalisasi.

Menurut Haryo, kenaikan harga minyak dunia dan BBM dalam negeri menjadi momentum yang tepat untuk optimalisasi gas bumi. 

BACA JUGA:Dikukuhkan, Ahadi Fajrin jadi Dekan FH Termuda di Lampung

Selain itu hal ini pun untuk meningkatkan kinerja bisnis SPBG, akselerasi gas bumi sebagai BBG oleh PGN akan memberi dampak penghematan bagi masyarakat, subsidi energi dan devisa negara. (*)

Kategori :