“Kemungkinan besar sudah terdeteki ya (di Indonesia), terutama provinsi atau kota yang memiliki jalur penerbangan internasional,”sebut Dicky.
Selain itu, menurut Dicky, subvarian Omicron ini mungkin tidak akan memicu gejala yang berat tapi pasien yang tertular kemungkinan berisiko tinggi mengalami long Covid-19.
Untuk dampaknya, Dicky menyebut bahwa Omicron Kraken bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ, dampak jangka panjang menengah maupun jangka panjang.
Hal itu mungkin terjadi karena kemampuan virus untuk ada dalam sel tubuh manusia jauh lebih kuat dan lebih lama. Hal ini berarti adanya potensi lebih besar yang dibawa oleh infeksi Omicron XBB 1.5.
BACA JUGA:KemenPANRB Umumkan Hasil Masa Sanggah Pelamar PPPK Nakes, Ini Berkas dan Yang Wajib Disiapkan
“Kemampuan untuk ada di sel tubuh mausia jauh lebih kuat, lebih lama. Artinya ada potensi lebih besar yang dibawa oleh infeksi XBB 1.5 ini untuk menyebabkan long covid,”jelasnya.
Oleh karena itu Dicky menuturkan bahwa dunia kesehatan bukan lagi berbicara tentang keparahan tapi bicara soal masalah dampak yang serius dari virus ini dalam jangka waktu yang panjang.
Pemikiran strategis di bidang kesehatan pun tidak boleh hanya untuk jangka pendek sebab penyakit ini memiliki dampak yang panjang dan merugikan bagi manusia yang tertular. (*)