Dia berharap daerah sudah tahu bagaimana menutup ongkos transportasi, meningkatkan produktivitas petani, misalnya tomat mahal, perintahkan tanam tomat. Cabe mahal, perintahkan tanam cabe.
Selanjutnya berkaitan dengan kemiskinan ekstrem. Jokowi meminta data siapa yang miskin ekstrem ini di daerah sudah ada semuanya, dan sampai di desa sudah punya semuanya.
"Tolong kepala daerah cek ini. Dan, ada 14 provinsi masih di atas nasional, padahal kita tahu target kita di 2024 kemiskinan ekstrem ini harus berada pada 0 persen, ini target yang tidak mudah. Di 2022, masih 2 persen dan 14 provinsi di atas nasional. Semuanya sudah ada datanya, artinya targetnya siapa, sasarannya siapa, sudah ada semuanya. Penanganannya seperti apa, juga saya kira saya sudah tidak usah menyampaikan lagi. Intervensi apa yang harus dilakukan, semua pemda sudah tahu apa yang harus dilakukan," katanya.
Yang ketiga, yang berkaitan dengan stunting. Hati-hati masalah ini. Indonesia memiliki bonus demografi dan puncaknya nanti berada di tahun 2030-2035. Kalau SDM-SDM Indonesia tidak berada pada posisi yang ininya baik, sehingga memiliki produktivitas baik, hati-hati.
BACA JUGA:Ketum Partai Demokrat AHY Konsolidasikan Mesin Partai di Lampung
Karena, Bukan keuntungan yang akan di dapat, tetapi akan memberikan beban yang besar kepada negara, sehingga stunting harus menjadi target penyelesaian bagi pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
"Di tahun 2014, kita masih 37 persen. Tahun 2021, sudah berada di angka 24. Saya kira di 2022 ini berada di angka 21 kira-kira, sudah turun memang drastis. Tetapi target kita di tahun 2024 harus berada di bawah 14 persen, bukan hal yang mudah. Tetapi sekali lagi, kalau kerja keras kita seperti saat kita bekerja mengatasi pandemi, saya yakin ini bukan persoalan yang susah diselesaikan. Hati-hati untuk stunting, 23 persen penyumbang stunting itu adalah masalah bayi yang belum lahir, artinya masih dalam kandungan," ujarnya.
"Karena kontribusinya 23 persen besar sekali. Sehingga perlu saya ingatkan kepada kepala daerah, agar dinas, agar BKKBN mengingatkan terus mengenai pentingnya gizi bagi ibu hamil, dicek apakah anemia atau tidak. Dicek benar, karena kunci ada di situ. Setelah lahir sampai 23 bulan, dua tahun, ini 37 persen penyumbang stunting itu setelah lahir. Ini lebih sulit penyelesaiannya," kata Jokowi.
Jokowi mengingatkan pada saat intervensi, masa kritis intervensi, jangan diberikan makanan yang namanya ultra proses; biskuit, bubur instan. Hati-hati ini banyak dilakukan, ini keliru. Beri yang namanya protein-protein hewani yang tinggi zat besinya, bisa itu.
BACA JUGA:Jaksa KPK Hadirkan Enam Saksi untuk Terdakwa Karomani Cs
"Saya kira, semua juga tahu. Saya sebenarnya enggak mau ngomong lagi hanya mengulang aja: hati ayam, telur, teri nasi. Ini kita harus mengerti. Kalau enggak mengerti, bagaimana bisa mengintervensi. Sekali lagi, makanan alami itu akan semakin baik," Katanya.
"Ingatkan sekali lagi, kepada puskesmas, kepada posyandu, agar aktif membantu calon ibu dan ibu yang memiliki balita. Ingatkan mengenai anemia, ini harus dicek berarti. Ingatkan mengenai ASI eksklusif selama enam bulan dan yang paling penting juga untuk memonitor yang ada di lapangan, karena setiap ibu itu memiliki, harus diintervensi dengan cara-cara yang berbeda. Yang namanya teknologi itu penting, platform aplikasi itu sangat penting untuk memonitor mereka pada kondisi seperti apa, sehingga saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Kabupaten Sumedang, yang memanfaatkan platform teknologi dalam memonitor stunting," sambungnya.
Selanjutnya, berkaitan dengan investasi. Ini menjadi kunci bagi pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2023. Hati-hati yang namanya investasi itu sekarang ini menjadi rebutan bagi semua negara. Dalam situasi yang sangat sulit ini, investasi menjadi kunci, ekspor menjadi kunci, karenyanya semuanya harus tahu mengenai ini.
"Sehingga terus saya sampaikan, agar investasi ini menjadi perhatian kita semuanya. Jangan lagi yang namanya izin masih berbulan-bulan," katanya.
BACA JUGA:Tidak Hanya PTN, Kalian Harus Tau Daftar Sekolah Kedinasan Lulus Langsung Jadi ASN!!!
Hati-hati ada dua masalah besar yang kita hadapi di daerah, yang pertama, mengenai tata ruang. Tata ruang menjadi problem besar investasi kita. Disesuaikan dengan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) mengenai tata ruang, karena ini menjadi problem bagi separuh daerah.