BANDAR LAMPUNG, RADARLAMPUNG.CO.ID - Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Buat Alat Fermentasi Tempe
Dengan menggunakan alat tersebut, proses fermentasi tempe dapat lebih mudah dan cepat, dibanding cara konvensional.
Dalam proses penelitian, mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia Zainal Arifin dibimbing dua dosen. Yaitu Jaka Persada Sembiring, S.Kom., M.Cs. dan Elka Pranita, S.Pd., M.T.
Menurut Zainal, proses fermentasi secara konvensional biasanya memerlukan waktu 2-3 hari.
BACA JUGA: Selamat! Universitas Teknokrat Indonesia Masuk Top 5 Kampus Terbaik Versi AppliedHE Singapore
BACA JUGA: Universitas Teknokrat Indonesia Gelar PKM dan MoU di SMKN 1 Labuhan Maringgai
Bahkan saat cuaca sedang tidak stabil, proses tersebut bisa memakan waktu lebih lama.
Sementara alat fermentasi yang diciptakan ini menerapkan teknologi dengan memanfaatkan lampu sebagai penghangat dan kipas untuk pendingin.
Didalamnya terdapat alat yang berfungsi memonitoring secara otomatis. Di mana, alat tersebut terhubung dengan menggunakan embedded system mikrokontroler.
Dengan alat tersebut, tingkat kematangan tempe berdasar penurunan berat dan gambar visual bisa ditentukan.
BACA JUGA: Ikuti ICLLP, Dosen Universitas Teknokrat Indonesia Presentasikan Peta Digital Tradisi Lisan Lampung
BACA JUGA: PKM UTI, Gelar Workshop Perakitan Prototype Pesawat Aeromodelling
Zainal mengungkapkan, penelitian tersebut telah diuji sebanyak tujuh kali.
Waktu tercepat fermentasi adalah 17 jam dan terlama hingga 26 jam.
"Penurunan berat sebesar lima gram ketika tempe sudah jadi. Dengan kriteria tempe sudah tumbuh jamur secara merata dan tidak bau atau busuk," paparnya.